Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Widget Atas Posting

Elemen Pokok Bangunan Rumah Tinggal


Ilmubeton.com. Salah satu langkah awal  dalam merencanakan bangunan rumah adalah mengenal serta memahami arti elemen dan simbol-simbol gambar bangunan sehingga dapat membaca gambar bangunan dengan baik dan benar.

Elemen dan simbol gambar bangunan jumlahnya cukup banyak dan selalu berkembang sesuai dengan penemuan serta penggunaan elemen/komponen bangunan baru.

Pada pembahasan kali ini hanya dibatasi pada elemen-elemen pokok dan simbol-simbol yang penting sebagai dasar untuk membaca gambar bangunan yang sederhana.

Adapun elemen-elemen pokok bangunan rumah tinggal adalah :

  1. Pondasi  (foundation)
  2. Lantai (floor)
  3. Kolom/tiang (stud column  )
  4. Dinding  (wall)
  5. Pintu  dan jendela (door and window)
  6. Langit-langit (ceiling)
  7. Rangka  atap (roof frame)

Jika anda sedang mencari/butuh gambar kerja berbagai tipe rumah untuk inspirasi ataupun untuk latihan silahkan download di sini >>Kumpulan gambar rencana rumah Cad format Dwg

Pondasi

Pondasi merupakan landasan berpijak bangunan di atas tanah. Pondasi ini dibutuhkan karena pada umumnya daya dukung tanah tidak cukup kuat untuk memikul beban bangunan yang berdiri di atasnya. Maka itu pondasi merupakan perbaikan tanah sehingga memiliki daya dukung yang cukup kuat untuk memikul beban bangunan di atasnya.

Pada umumnya pondasi terletak di bawah permukaan tanah pada kedalaman tertentu sebab tanah pada bagian bawah lebih keras dan padat sehingga memiliki daya dukung yang lebih besar. Juga pengaruh iklim terhadap tanah (muai dan susut) pada bagian bawah relatif kecil.

Dalam dan besarnya pondasi tidak selalu sama di setiap tempat karena kedalaman dan besar pondasi tergantung dari daya dukung tanah setempat serta besarnya beban bangunan yang dipikul.

Secara garis besar pondasi untuk rumah tinggal dapat dibagi atas dua jenis yaitu pondasi untuk tanah lembek dan pondasi untuk tanah keras.

Lantai

Lantai merupakan penutup permukaan tanah di dalam atau di luar bangunan (teras). Lantai harus dibuat dengan konstruksi kedap air sehingga air tanah tidak membasahi permukaan lantai dan cukup kuat untuk memikul bebas di atasnya.

Lantai di dalam rumah minimal 20 cm lebih tinggi dari permukaan tanah pekarangan yang tertinggi. Jika permukaan tanah pekarangan lebih rendah dari permukaan jalan maka lantai bangunan harus dibuat minimal 20 cm lebih tinggi dari permukaan jalan. Hal ini dimaksudkan agar air hujan tidak memasuki ruangan.

Dalam teknis pemasangan lantai, kondisi tanah harus diperbaiki terlebih dahulu dengan cara pemadatan (ditumbuk dan disiram air) dan diberi lapisan pasir minimal 15 cm sebelum dipasang lantai. Perbaikan kondisi tanah tersebut dimaksudkan agar lantai memiliki landasan yang kuat supaya tidak pecah atau turun dan mencegah naiknya air tanah yang dapat membasahi permukaan lantai.

Kolom/Tiang

Kolom berfungsi sebagai pengikat dinding bangunan agar tidak goyah dan sebagai penunjang beban bangunan di atasnya. Menurut persyaratan yang ditentukan kolom harus cukup kuat untuk memikul beban sendiri, gaya-gaya dan momen-momen yang diakibatkan oleh konstruksi yang dipikul.

Ukuran luas penampang kolom ditentukan oleh beban yang dipikul dan kekuatan bahan yang dipergunakan sebagai kolom. Luas penampang kolom untuk setiap jenis bahan yang digunakan minimal mampu memikul beban tanpa perubahan bentuk (melengkung, bengkok) sehingga beban yang dipikul dapat diteruskan dengan baik ke pondasi.

Dinding

Dinding merupakan pembatas rumah terhadap halaman dan juga sebagai pembatas antara ruang di dalam rumah. Untuk dinding luar bangunan di indonesia harus dibuat dari bahan yang mampu menyekat panas dengan baik dan tahan terhadap air hujan mengingat kondisi iklim yang ada.

Konstruksi dinding minimal mampu memikul beban sendiri dan beban angin. Jika dinding juga merupakan pemikul konstruksi di atasnya maka dinding harus mampu memikul beban tersebut.

Dalam segi teknis perlu diperhatikan bahwa dinding harus terpisah dari pondasi dengan lapisan kedap air (semen ram) minimal 15 cm di bawah permukaan tanah dan 20 cm di atas permukaan lantai. Hal ini dimaksudkan agar air tanah tidak meresap ke atas yang mengakibatkan dinding basah dan berjamur.

Pintu dan Jendela

Pintu dan jendela merupakan pembukaan pada dinding bangunan. Pintu berfungsi sebagai jalan keluar masuk ke dalam ruangan sementara fungsi jendela sebagai jalan keluar masuk udara dan sinar matahari ke dalam ruangan.

Pintu
Pintu sebagai jalan keluar masuk ruangan harus direncanakan dengan ukuran yang sesuai dengan fungsi ruangan masing-masing dengan ukuran standar sebagai berikut :

Pintu Utama dengan lebar minimal 90 cm dan tinggi 200 cm.
Pintu Ruang-Ruang Utama dengan lebar minimal 80 cm dan tinggi 200 cm.
Pintu Kamar Mandi/WC dengan lebar minimal 70 cm dan tinggi 190 cm.


Konstruksi pintu direncanakan sedemikian rupa sehingga cukup kuat dan aman. Pada ruang-ruang yang bersifat umum pintu dapat dibuat dari bahan yang tembus pandang misalnya kaca sehingga pintu dapat meneruskan sinar ke dalam ruangan.

Untuk ruang-ruang yang bersifat pribadi seperti kamar mandi/WC dan kamar tidur sebaiknya dibuat dari bahan yang masif tidak tembus pandang. Khusus untuk kamar mandi sebaiknya dari bahan water proof misalnya fomika atau logam karena sering kena percikan air.

Jendela
Jendela diperlukan sebagai lobang cahaya agar sinar matahari dapat secara langsung menyinari ruangan dan juga sebagai lobang ventilasi untuk pertukaran udara di dalam ruangan.

Menurut peraturan setiap ruangan harus memiliki jendela sebagai lobang cahaya dan pertukaran udara dengan minimal luas lobang jendela tanpa rintangan adalah sepersepuluh dari luas lantai ruangan dan sepersepuluh bagian dapat terbuka dengan bentuk jendela meluas ke arah atas sampai setidaknya 1,95 m dari lantai.

Jika dinding ruangan tidak memungkinkan dibuat jendela maka harus dibuat lobang cahaya pada langit-langit dan ventilasi buatan atau dengan cara penerangan lampu secara minimal tiap ruangan kerja memiliki nilai penerangan 50 lux dan 20 lux untuk gang dan lain-lain.

Langit-langit atau Plafon

Langit-langit atau plafon merupakan pembatas tinggi ruangan, penutup kerangka atap bagian bawah dan yang terpenting merupakan penyekat panas.

Dengan adanya plafon di bawah rangka atap maka terbentuk rongga (ruang) tertutup di atas ruangan. Rongga di dalamnya itu merupakan isolator yang baik jika bahan plafon dibuat dari bahan yang tidak meneruskan panas.

Bentuk plafon dapat dibuat datar sejajar dengan lantai atau miring sejajar dengan sudut miring rangka atap atau dengan variasi tinggi rendah.

Bentuk plafon dapat mempengaruhi kesan dan bentuk ruangan serta kemampuannya menyekat panas. Misalnya plafon datar akan membentuk rongga atap yang lebih besar dari langit-langit miring maka langit-langit datar dapat menyekat panas yang lebih baik.

Menurut peraturan tinggi plafon datar minimal 2,40 m terkecuali untuk :

Plafon miring dengan syarat minimal ½ dari luas ruang memiliki plafon setinggi 2,40 m dan tinggi selebihnya dengan titik terendah minimal 1,75 m.
Plafon pada kamar mandi, ruang cuci dan WC boleh dibuat lebih rendah minimal 2,10 m.

Rangka Atap

Rangka  atap adalah  suatu bentuk konstruksi yang   berfungsi    sebagai  penopang,  penyangga, dan  dasar  landasan  penutup atap.  Rangka  atap untuk rumah  tinggal  pada  umumnya dibuat  dari bahan  kayu yang cukup  kuat

Bagian-bagian pokok rangka atap dengan menggunakan penutup  atap  genteng  dan sejenisnya (atap konvensional) terdiri  dari:

  1. Kuda-kuda
  2. Balok tembok
  3. Gording
  4. Nok (bubungan)
  5. Jure  (hip atau  valley)
  6. Usuk (kaso)
  7. Reng
  8. Papan  suri
  9. Papan  talang
  10. Lisplang
  11. Balok pincang
  12. Ikatan angin

Uraian tentang fungsi  bagian-bagian  tersebut adalah  sebagai berikut:

Kuda-kuda
Kuda-kuda merupakan kerangka utama yang   memikul  hampir    semua   beban   atap, karena   di  atas  kuda-kuda  terpasang bagian rangka  atap  yang lain. Selain memikul  beban sendiri  dan  beban  kerangka  atap  yang  lain, kuda-kuda juga memikul beban tak  tetap, seperti   angin  dan  air hujan  yang  merupakan beban  yang cukup  besar. Oleh karena itu konstruksi  kuda-kuda   direncanakan  untuk

memikul   seluruh   beban,   gaya,  dan  momen yang terjadi,
Letak kekuatan kuda-kuda bukan  sematamata   ditentukan oleh  besarnya   balok  kayu yang  digunakan, akan  tetapi juga tergantung pada  bentuk dan struktur kuda-kuda itu sendiri.  Pada prinsipnya kuda-kuda harus  dapat membagi  dan mengarahkan beban yang dipikul pada bagian yang telah  ditentukan.

Balok tembok
Balok   tembok  merupakan  gording yang terletak di atas dinding  (tembok) luar Balok tembok ini berfungsi  sebagai landasan pemasangan  kaso  dan  sebagai pengikat kaki kuda kuda  agar berada pada posisi yang tetap ..

Nok (bubungan)
Balok   nok   terletak  pada  puncak  kuda kuda,  berfungsi  sebagai landasan  pemasangan usuk,  serta  penghubung, dan pengikat antara satu kuda-kuda dengan  kuda-kuda yang lain. Oleh  karena   balok  nok  berada pada puncak kuda-kuda  yang  merupakan  pertemuan  ke dua  penutup  atap (genteng)  dari  kedua  sisi atap,  maka nok juga merupakan landasan  pe nutup  kedua   sisi  atap.  Penutup pertemuan sisi  atap   itu  berupa genteng  nok  yang  ber bentuk seperti  huruf U atau  V.

Gording
Gording merupakan  suatu  balok  yang  di pasang melintang pada  sisi miring kuda-kuda dan   berfungsi   untuk  dasar  perletakan kaso (usuk).
Jarak  pemasangan gording pada sisi miring kuda-kuda maksimal  tiga meter dari satu gording  ke   gording  yang   lain,   sedangkan gording  untuk   atap    ashes   gelombang    di pasang  dengan  jarak  maksimal  1,20  m, kare na gording juga langsung  berfungsi sebagai landasan  pemasangan ashes gelombang.

Jure (hip atau  valley)
Jure merupakan balok  yang  dipasang dengan  posisi miring dari sudut dinding bangunan ke  arah  puncak kuda-kuda.(nok). Jure luar  (hip)  dipasang   dari  sudut dinding yang   berdiri   bebas,   sedangkan  jure  dalam (valley) dipasang  pada sudut pertemuan dua bidang    dinding    bangunan,  misalnya  pada sudut pertemuan dinding  bangunan yang berbentuk huruf L atau T.
M Hadi H, S.T.
M Hadi H, S.T. Sharing and building, berharap dapat berpartisipasi walaupun dalam hal kecil untuk kemajuan pengetahuan - Mengabdi di Dinas Pekerjaan Umum salah satu instansi Pemerintah Daerah

Post a Comment for "Elemen Pokok Bangunan Rumah Tinggal"