Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Widget Atas Posting

Kelebihan dan Kelemahan Dak Keraton (Keramik Beton) Sebagai Pengganti Dak Beton Konvensional

Pemasangan Dak Keraton
Keramik beton (celling brick), atau biasa disingkat keraton, adalah bahan bangunan yang terbuat dari beton dengan mengadopsi sistem keramik komposit. Material ini sudah cukup lama digunakan untuk mendirikan bangunan-bangunan di Eropa

Beberapa pengembang properti mengaku proses pembuatan dak memakai keraton lebih ekonomis, aman, dan efisien. Bahkan metode ini tidak memerlukan bekisting untuk menahan beban dalam pemasangannya. Penggunaan material keraton atau keramik komposit beton terbukti lebih efisien dengan beberapa keuntungan

KELEBIHAN DAK KERATON

KEKUATAN material ini sudah diuji laboratorium yang mendapat hasil bawah keraton akan melendut pada beban diatas 500 kg/m.
Hasil ini sesuai dengan loading Test-II No LB/BPPU/001-12/IX/9906.09.99. Ketebalan dak dibuat 15 cm sehingga estimasi perkiraan pembebanan :

  1. Untuk beban 500 kg / m2 kuat hingga bentangan 3,6 m
  2. Untuk beban 400 kg / m2 kuat hingga bentangan 3,8 m
  3. Untuk beban 300 kg / m2 kuat hingga bentangan 4,2 m
  4. Untuk beban 200 kg / m2 kuat hingga bentangan 4,65 m
  5. Untuk beban 100 kg / m2 kuat hingga bentangan 5,4 m

Dapat digunakan pada bangunan dua sampai dengan lima lantai. Lebih MURAH daripada plat beton biasa, dengan kekuatan setara dan juga tidak memerlukan BEKESTING atau papan cor.

Bisa menghemat uang untuk beli papan cor, seperti kita ketahui papan cor yang sudah kita gunakan tidak bisa lagi dimanfaatkan sehingga akan terbuang percuma

Pada pemasangan dak lantai keraton papan cor hanya diperlukan pada kolom yang di pinggir saja. Kita juga tidak memerlukan triplek lagi karena adukan otomatis tertampung pada ruang antara satu lonjoran keraton dengan yang lainnya. Sangat efisien dari segi biaya.

Tidak memerlukan TIANG PENYANGGA, atau memerlukan hanya sedikit penyangga pada bentangan 3-4 meter pada awal pemasangan untuk menahan lendutan awal.

Berbeda dengan metode cor konvensional yang memerlukan banyak papan penyangga sehingga ruang di bawahnya akan penuh dengan kayu, akibatnya pengerjaan dinding bawah menjadi tertunda dan kayu bekas penyangga menjadi terbuang percuma.

Waktu pengerjaan LEBIH SINGKAT Karena tidak perlu menganyam besi tulangan maka waktu yang dibutuhkan untuk mempersiapkan lantai dak juga menjadi lebih singkat dan tidak membutuhkan perancah kayu sehingga ramah lingkungan dengan penggunaan kayu yang sangat sedikit

Pada saat pemasangan tidak menggangu lantai bawahnya, karena tidak memerlukan penyangga perancah seperti pada pembuatan plat lantai beton biasa.Lebih cepat, sehingga dapat membuat plat/dak beton tanpa harus membongkar atap rumah keseluruhan terlebih dahulu

Tidak hanya itu, bila rumah/gedung yang dibangun dari awal dengan menggunakan bekisting yang minim, pekerjaan finishing di lantai bawah dapat segera diselesaikan tanpa harus menunggu selesainya pembuatan plat/dak beton di atasnya

Waktu yang dibutuhkan hanya 1/4 dari waktu yang dibutuhkan untuk membut lantai dak dengan metode konvensional. Kalau metode konvensional perlu 1 bulan maka lantai keraton cukup 1 minggu saja.

Hemat TENAGA KERJA karena waktu pengerjaan yang singkat membawa dampak positif berkurangnya tenaga kerja yang akhirnya menghemat biaya pengerjaan.

Tidak memerlukan ALAT BANTU untuk mengangkat lonjoran keraton karena materialnya berongga maka lonjoran keraton lebih ringan sehingga tidak perlu alat bantu untuk mengangkatnya, cukup diangkat oleh dua orang pekerja sehingga dapat mengurangi biaya konstruksi.

Material Lebih RINGAN karena bobot mati lantai keraton berkisar antara 180-225 Kg/m2 karena bahannya berongga, bandingkan dengan cor biasa yang beratnya mencapai 300 Kg/m2 sehingga mengurangi beban bangunan secara keseluruhan, disamping itu keraton memiliki rongga didalamnya dan material pembentuknya adalah tanah liat

Walaupun bobotnya ringan, hal ini tidak berpengaruh pada kualitasnya yang sejajar dengan kualitas beton K 175 yang mempunyai tegangan ijin maksimum sebesar 55 kg/cm².

KELEMAHAN DAK KERATON

Di sisi lain kelemahan-kelemahan dak keraton yaitu :

1. Tingkat Kualitasnya Terbatas

Seperti kita tahu, dak beton konvensional terdiri atas berbagai mutu kualitas yang dapat diterapkan sesuai tujuan pembangunan. Untuk menopang beban yang sangat berat pun dak ini masih bisa diandalkan karena tinggal menyesuaikan kualitas dengan komposisi bahan-bahan penyusunnya.

Namun dak keraton mempunyai rentang kualitas yang terbatas. Biasanya kualitas dak keramik beton yang sering digunakan pada rumah tinggal setara dengan dak beton K175 yang memiliki tegangan izin terberat sebesar 55 kg/cm2. Sementara untuk kualitas maksimum dari dak keraton ini mempunyai mutu yang setara dengan dak beton K200.

2. Bentangan Maksimumnya Relatif Sempit

Untuk amannya, dak keraton hanya boleh dibentangkan sejauh 4 meter. Jika ingin membuat bentangan yang lebih dari ukuran tersebut, maka di bagian bawah dak ini perlu dipasang balok dan kolom sebagai penyangga strukturnya

Berlainan dengan dak beton konvensional yang memungkinkan bentangannya bisa dibangun lebih dari ukuran tersebut. Hal ini tentu membuat ruangan yang berada di bawah dak beton menjadi lebih bersih dari keberadaan balok dan kolom.

Untuk Mengenal Dak Keraton lebih jauh bisa lihat pembahasan di Dak Keraton, Dak Keramik Komposit Beton Untuk Pelat Lantai.
M Hadi H, S.T.
M Hadi H, S.T. Sharing and building, berharap dapat berpartisipasi walaupun dalam hal kecil untuk kemajuan pengetahuan - Mengabdi di Dinas Pekerjaan Umum salah satu instansi Pemerintah Daerah

Post a Comment for "Kelebihan dan Kelemahan Dak Keraton (Keramik Beton) Sebagai Pengganti Dak Beton Konvensional"