Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Widget Atas Posting

Penggunaan FLY ASH Terhadap Kuat Tekan Paving Block


Paving block (bata beton) adalah suatu komposisi bahan bangunan yang terbuat dari campuran semen portland atau bahan perekat hidrolis sejenisnya, air, dan agregat dengan atau tanpa bahan tambahan lainnya (SNI 03– 0691–1996).

Mengamati dari kata “bata beton” maka unsur menyusun beton adalah air, semen dan agregat, yaitu agregat halus umumnya berupa pasir dan agregat kasar umumnya berupa kerikil atau batu pecah (split).

Untuk meningkatkan mutu paving block, diantaranya dapat dilakukan dengan cara menggunakan bahan-bahan campuran yang dapat meningkatkan kuat tekan paving block. Fly ash dapat digunakan sebagai bahan untuk pembuatan agregat buatan dalam campuran beton, bahan tambahan paving block, mortar, batako, dan beton ringan.

Saat ini pun fly ash banyak dipakai untuk campuran beton, mengingat fly ash mengandung bahan pozzolan yaitu silikat dan aluminat serta sedikit unsur kalsium.


Pengaruh Fly Ash sebagai bahan tambah mengakibatkan terjadi reaksi pengikatan kapur bebas yang dihasilkan dalam proses hidrasi semen oleh silika yang terkandung dalam Fly Ash. Selain itu, butiran Fly Ash yang jauh lebih kecil membuat beton lebih padat karena rongga antara butiran agregat diisi oleh Fly Ash sehingga dapat memperkecil pori-pori yang ada dan memanfaatkan sifat pozzolan dari Fly Ash untuk memperbaiki mutu beton.

Fly Ash merupakan bahan tambah yang bersifat aktif bila dicampur dengan kapur atau semen, dan paving block dengan campuran Fly Ash memiliki kuat tekan lebih tinggi daripada paving block normal pada komposisi tertentu.

Penggunaan Fly Ash memperlihatkan dua pengaruh abu terbang di dalam beton yaitu sebagai agregat halus dan sebagai pozzolan. Selain itu abu terbang di dalam beton menyumbang kekuatan yang lebih baik dibanding dengan beton normal.


Fly ash dapat diperoleh dari limbah hasil pembakaran batubara pada tungku pembangkit listrik tenaga uap yang berbentuk halus, bundar dan bersifat pozzolanik (SNI 03-6414-2002).

Dalam SNI 03-6863-2002 spesifikasi fly ash sebagai bahan tambah campuran beton dibedakan menjadi 3 jenis, yaitu :

Fly ash jenis N, hasil kalsinasi dari pozzolan alam, misalnya tanah diatomite, shole, tuft dan batu apung, biasanya diproses melalui pembakaran atau tidak melalui proses pembakaran.

Fly ash jenis F, mengandung CaO lebih kecil 10%, fly ash yang dihasilkan dari pembakaran batubara jenis anthrchacite pada suhu kurang lebih 15600C. fly ash ini memiliki sifat pozzolan. Kadar (SiO2+Al2O3+Fe2O3) > 70 %.

Fly ash jenis C, mengandung CaO di atas 10%, dan fly ash yang dihasilkan dari pembakaran ligmit atau batubara dengan kadar carbon ± 60% atau sub bitumen Kadar (SiO2+Al2O3+Fe2O3) > 50 %.

Umumnya komposisi kimia fly ash batubara dapat ditunjukkan seperti di bawah ini :
  • SiO2 : 52,00 %
  • Al2O3 : 31,86 %
  • Fe2O3 : 4,89 %
  • CaO : 2,68 %
  • MgO : 4,66 %

Pada aplikasi fly ash untuk bahan bangunan bersemen seperti concrete, hollow block, bata beton berlubang, paving block dan genteng beton selain diperlukan bahan jadi yang bermutu baik, juga sangat diharapkan dapat menciptakan bahan bangunan yang relatif murah dengan tidak mengabaikan persyaratan teknik.

Persyaratan mutu paving block menurut SNI-03-0691-1996 sebagi berikut :
  1. Sifat Tampak Paving block untuk lantai harus mempunyai bentuk sudut yang sempurna, tidak terdapat retak-retak dan cacat, bagian sudut dan rusuknya tidak mudah dirapikan dengan jari tangan.
  2. Bentuk dan ukuran paving block untuk lantai, terdapat di pasaran tergantung dari persetujuan antar pemakai dan produsennya. Setiap produsen memberikan penjelasan tertulis dalam leaflet mengenai bentuk, ukuran dan daya dukung serta konstruksi pemasangannya untuk lantai.
  3. Penyimpangan tebal paving block untuk lantai yang diperkenankan adalah ± 3 mm. 
  4. Paving block untuk lantai harus mempunyai kekuatan fisik sebagai berikut :
  5. Paving block untuk lantai apabila diuji dengan natrium sulfat tidak boleh cacat, dan kehilangan berat yang diperbolehkan maksimum 1%. 
Dari beberapa penelitian menunjukkan hubungan persentase penggunaan fly ash dengan kuat tekan paving block pada umur 28 hari, menunjukkan bahwa kuat tekan paving block mengalami kenaikan kuat tekan dari kuat tekan paving block standar.

Penggunaan fly ash dapat menaikan nilai kuat tekan karena selain fly ash mengandung bahan pozzolan sehingga sedikit banyaknya mempunyai kemiripan dengan semen dan juga fly ash merupakan abu yang lolos saringan no.200 mampu mengisi rongga-rongga yang ada pada campuran paving block yang dapat menambah kekedapan, sehingga membuat campuran lebih padat. Penggunaan abu terbang sebagai bahan bangunan yang paling baik adalah 20% - 30%.

Kuat tekan beton dengan bahan tambah abu terbang mengalami pengikatan yang lambat dan baru dapat mencapai kuat tekan optimal pada umur 90 hari. Hal ini terjadi karena Calsium Silicat Hidrat (CSH) yang dihasilkan melalui reaksi Pozzolanik akan bertambah keras dan kuat seiring berjalannya waktu.
M Hadi H, S.T.
M Hadi H, S.T. Sharing and building, berharap dapat berpartisipasi walaupun dalam hal kecil untuk kemajuan pengetahuan - Mengabdi di Dinas Pekerjaan Umum salah satu instansi Pemerintah Daerah

Post a Comment for "Penggunaan FLY ASH Terhadap Kuat Tekan Paving Block"