Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Widget Atas Posting

Solusi Kemacetan Dengan Rekayasa Lalu Lintas Contraflow

Solusi Kemacetan Dengan Rekayasa Lalu Lintas Contraflow
Tingginya jumlah kendaraan telah melebihi kapasitas jalan. Prasarana transportasi berupa jalan dan fasilitasnya tidak dapat lagi menampung beban kendaraan yang semakin meningkat. Penyebabnya adalah adanya homogenitas tujuan perjalanan dan lokasi dari beragam aktivitas. Hal ini berdampak menjadi sebuah kemacetan.

Kemacetan adalah situasi atau keadaan tersendatnya yang ditandai dengan menurunnya kecepatan perjalanan dari kecepatan yang seharusnya atau bahkan terhentinya lalu lintas yang disebabkan oleh banyaknya jumlah lalu lintas kendaraan melebihi kapasitas jalan. Kapasitas diartikan sebagai ukuran kemampuan suatu ruas jalan tol dalam mengalirkan aliran lalu lintas pada satuan ruang dan waktu tertentu.

Kemacetan merupakan permasalahan yang umum terjadi dan banyak terjadi di kota-kota besar yang pada gilirannya mengakibatkan kota menjadi tidak efisien dan bisa mengakibatkan kerugian ekonomi yang tidak sedikit. Bahkan kemacetan juga terjadi didalam tol yang notabener merupakan jalan bebas hambatan, namun kemacetan yang terjaid hanya bersifat sementara karena terjadi pada jam-jam tertentu.

Di dalam memecahkan permasalahan lalu lintas, para pakar lalu lintas perlu mengenali 3 komponen yaitu jalan, kendaraan dan pelaku perjalanan. Mengenali masalah lalu lintas yang terjadi dengan mengumpulkan informasi geometrik jalan, besarnya arus lalu lintas, kecepatan lalu lintas, hambatan/tundaan lalu lintas, data kecelakaan lalu lintas dan karakteristik pelaku perjalanan.

Seluruh data yang dikumpulkan selanjutnya dianalisis untuk kemudian direncanakan usulan perbaikaan geometrik, pembangunan fasilitas pengaman jalan, pemasangan rambu lalu lintas, marka jalan atau melakukan pembatasan gerakan lalu lintas tertentu.
Penambahan lajur Contraflow
Penambahan lajur Contraflow  | Sumber: http://poskotanews.com
Permasalahan lalu lintas biasanya tumbuh lebih cepat dari upaya untuk melakukan pemecahan permasalahan transportasi sehingga mengakibatkan permasalahan menjadi bertambah parah dengan berjalannya waktu. Untuk bisa memecahkan permasalahan lalu lintas perlu diambil langkah-langkah yang berani atas dasar kajian dan langkah-langkah yang pernah dilakukan dikota-kota lain.

Diperlukan adanya penyelesaian masalah dengan rekayasa lalu lintas terkini. Rekayasa Lalu lintas (Traffic Engineering) adalah suatu tahap dari Rekayasa Transportasi yang menyangkut perancangan, perencanaan geometri dan operasi lalulintas dari segala macam jalan, jaringan jalan, terminal, tanah sekitarnya serta hubungan dengan jenis angkutan lain.
Jalur untuk Contraflow
Jalur untuk Contraflow | Sumber: https://asset.kompas.com
Melihat fenomena ini, dari sudut pandang ilmu transportasi kita dapat memanfaatkan sementara jalur yang lebih kosong untuk menambah kapasitas jalan dari jalur yang mengalami kerapatan atau lebih sering disebut sebagai “Metode Contraflow”. Contraflow adalah rekayasa lalu lintas yang mengubah arah normal arus kendaraan pada suatu jalan raya menjadi melawan arus.

Metode contraflow ini juga dapat diasumsikan sebagai pengembangan jalan yang merubah jalan yang ada untuk diadaptasikan untuk penggunaan yang berbeda pada waktu tertentu sebagai metode solusi permasalahan transportasi yang efektif dari segi biaya untuk mengakomodir kebutuhan rutin dari perjalanan di atas jalan raya.

Contraflow adalah kegiatan penggunaan lajur yang berlawanan arah untuk digunakan pada jalan yang mempunyai tingkat derajat kejenuhan tinggi sehingga dengan adanya penambahan lajur diharapkan terjadi penurunan derajat kejenuhan dikarenakan kapasitas arah yang mengalami kemacetan  menjadi bertambah.

Derajat kejenuhan didefinisikan sebagai rasio arus terhadap kapasitas, digunakan sebagai faktor kunci dalam penentuan tingkat kinerja suatu ruas. Ini adalah ukuran yang banyak digunakan untuk menunjukkan apakah suatu segmen jalan bebas hambatan akan mempunyai masalah kapasitas atau tidak. Metode contraflow diangkat karena sekarang banyak metode yang sudah dilakukan untuk mengurai atau bahkan mengurangi kemacetan seperti menambah lajur, jalan baru, jalan layang, underpass, jalan tol, dan lain lain.

Berbagai metode ini banyak mengeluarkan biaya pembangunan akan tetapi tidak terlihat perubahan signifikan terhadap kondisi kemacetan. Metode ini dapat menekan biaya infrastruktur transportasi di kota Jakarta dengan memanfaatkan jalan pada lokasi dan waktu tertentu untuk dimanfaatkan sebagai pengoptimal arus lalu lintas.

Upaya-upaya untuk meningkatkan kapasitas jalan telah dilakukan oleh BUJT, salah satu upaya untuk menanggulangi kemacetan yang sering terjadi di jalan tol yang bersifat sementara dan hanya terjadi pada jam tertentu adalah dengan penanganan yang bersifat sementara pula, yaitu dengan melakukan kegiatan manajemen lalu lintas contraflow.

Menurut Jasamarga (2012) secara prinsip contraflow dilakukan untuk menambah kapasitas layanan lalu lintas dengan cara mengambil 1 lajur dari jalur arah berlawanan. Disisi lain, manajemen lalu lintas contraflow berlawanan dengan definisi jalan bebas hambatan (freeway), karena dalam UU 38/2004 (Indonesia 2004) dijelaskan bahwa jalan bebas hambatan harus mempunyai syarat jalan dilengkapi dengan median, padahal pelaksanaan conftraflow dilakukan hanya dengan traffic cone untuk pembagian arah arus lalu lintas.
Ilustrasi Contraflow
Ilustrasi Contraflow | Sumber: tribwpmt.files.wordpress.com
Sistem contraflow harus dipastikan pada bagian ujung penerapannya untuk dibuat sumbatan sehingga pada bagian lajur yang terdampak sistem dapat mengurangi kecepatan laju kendaraanya secara bertahap dan tidak membahayakan pengendara lainnya. Minimal 500 meter sebelum titik diberlakukannya sistem tersebut harus dibuat penanda baik berupa rambu ataupun keberadaan petugas untuk memberi peringatan dan jeda kepada pengendara dari arah berlawanan tentang pemberlakukan sistem lawan arus itu. Sistem ini dapat diterapkan untuk berbagai keperluan seperti evakuasi darurat, pemeliharaan jalan, atau pengatasan kemacetan. Menurut Lathrop (1972), konfigurasi dari segmen jalur contraflow dibagi menjadi 5 zona yaitu:
  1. Zona 1, Zona ini merupakan zona pendekatan kendaraan sebelum masuk kedalam jalur contraflow 
  2. Zona 2, Zona ini merupakan zona keputusan kendaraan untuk masuk dan keluar dari jalur contraflow 
  3. Zona 3, Pada zona ini kendaraan sudah berada di dalam jalur contraflow. Pada lajur ini. Pada zona ini akan terdapat kendaraan dengan arah berlawanan dari jalur yang bersebalahan langsung dengan jalur contraflow 
  4. Zona 4, Zona ini merupakan zona terjadinya transisi dari jalur contraflow ke jalur normal 
  5. Zona 5, Pada zona ini kendaraan kembali ke jalur normal setelah keluar dari jalur contraflow 
Zonasi Contraflow
Zonasi Contraflow | Sumber: encrypted-tbn0.gstatic.com

Salah satu contoh penerapan jalur contraflow pada kota Jakarta berada pada ruas jalan Tol Dalam Kota. Penelitian ini akan dilakukan pada lokasi penerapan jalur contraflow yaitu pada ruas Tol Dalam Kota Cawang – Semanggi. Lokasi ini menarik untuk dibahas karena kebijakan yang telah dikeluarkan oleh pengelola jalan tol yaitu PT. Jasa Marga. Jalur contraflow diberlakukan pada hari senin – jumat pukul 06.00 – 10.00 WIB. Waktu survey dilaksanakan selama 90 menit diantara selang waktu pelaksanaan pemberlakuan jalur contraflow.

Penelitian dilakukan pada segmen jalan zona dalam contraflow (titik tengah km 04+100) dan segmen transisi keluar jalur contraflow (titik setelah keluar km 08+080).Lokasi jalan tinjauan adalah Tol Dalam Kota Ruas Cawang – Semanggi.Objek penelitian adalah kendaraan pada jalan tol.

Sehubungan dengan lokasi jalan tinjauan adalah tol dalam kota yang mayoritas dilalui oleh kendaraan ringan (LV), diasumsikan dalam penelitian ini bahwa semua kendaraan adalah kendaraan ringan Berdasarkan hasil analisa terhadap jalur ini menunjukan bahwa kinerja lalu lintas pada titik setelah keluar lebih baik karena memiliki sebaran data yang stabil mendekati kondisi arus bebas dan kondisi lalu lintas kendaraan jalur normal pada titik tengah berada pada kondisi tidak stabil.

Nilai jangkauan karakter lalu lintas kendaraan pada jalur contraflow titik tengah berada pada kondisi pada batas stabil dengan kecepatan rendah (33 – 36 km/jam) dan titik setelah keluar berada pada kondisi stabil dengan kecepatan tinggi 59 – 60 km/jam. Penilitian lebih lanut menganai jalur ini memberikan kesimpulan bahwa pemberlakuan jalur contraflow merupakan solusi yang memberikan efek yang baik pada kinerja lalu lintas Jalan Tol Lingkar Dalam Kota Ruas Cawang – Semanggi.

Metode ini memiliki konsep dasar yang sama apabila diterapkan diberbagai tempat (NCHRP, 2004). Akan tetapi, ada beberapa variabel yang dapat berubah dan bergantung kepada tujuan penerapan sistem contraflow, topografi dan karakter lalu lintas dari daerah yang akan menerapkan sistem ini.

Ada 2 hal yang menjadi perhatian utama sebagai acuan desain dan karakter operasional contraflow yaitu perencanaan penetapan panjang dan jumlah segmen jalur berlawanan yang akan digunakan sebagai jalur tambahan dan waktu penggunaan jalur tambahan tersebut. Pada studi kasus lain yang dilaksanakan pada lokasi lain seperti di jalan tol Jakarta -  Tanggerang.

Dilakukan evaluasi contraflow terhadap 3 aspek, yang pertama yaitu kapan waktu yang tepat dalam pelaksanaan manajemen lalu lintas contraflow, kedua yaitu untuk mengetahui pengaruh pelaksanaan contraflow dalam mengurangi kemacetan dilihat dari derajat kejenuhan, ketiga yaitu mengelaborasi peraturan tentang manajemen lalu lintas contraflow dilihat dari sisi keselamatan jalan.

Dengan diketahuinya dampak manajemen lalu lintas contraflow dengan studi kasus di jalan tol Jakarta- Tangerang, diharapkan dapat dijadikan benchmark dalam pelaksanaan manajemen lalu lintas contraflow yang lebih tepat sasaran untuk ruas jalan tol yang lain.

Contoh ilustrasi penerapan manajemen contraflow, dimana satu lajur ruas arah Jakarta- Tangerang digunakan oleh kendaraan yang bergerak dari Tangerang-Jakarta. Penggunaan lajur JakartaTangerang oleh arus kendaraan Tangerang-Jakarta dilakukan dengan menggunakan alat traffic cone yang diletakan pada marka jalan..Km 70 Cikampek Utama sampai dengan Km 263 Brebes Barat.

Berdasarkan kecepatan kendaraan, diberlakukannya manajemen lalu lintas contraflow saat ini merupakan waktu yang tepat, yaitu saat terjadinya waktu jam puncak lalu lintas, yaitu dari jam 06.00-09.00 WIB. Manajemen lalu lintas contraflow juga cukup berhasil dalam mengurangi kemacetan lalu lintas, hal ini dapat dibuktikan dengan menurunnya nilai DS setelah diberlakukannya manajemen lalu lintas contraflow dengan nilai derajat kejenuhan rata-rata 0,14.
Simulasi Manajemen Lalu Lintas Contraflow
Simulasi Manajemen Lalu Lintas Contraflow | Sumber: Jurnal PuslitbangJalan dan Jembatan
Selain hal tersebut pelaksanaan contraflow masih mungkin dilakukan karena dalam UU 22/2009 dimungkinkan untuk dilakukan manajemen dan rekayasa lalu lintas, namun dengan persyaratan pembatasan kecepatan kendaraan Seiring berkembangnya penggunaan metode contraflow di kota Jakarta karena dianggap efektif, maka diterapkan pula pada tol Trans Jawa. Demi kelancaran arus mudik dan balik Lebaran 2019, skema contraflow dan sistem satu arah (one way) akan diterapkan di sebagian ruas Tol Trans Jawa.Tak sampai 24 jam, penerapan kedua skema tersebut akan dilakukan pada jam tertentu. Adapun penerapan skema contra flow akan diberlakukan di Km 29 sampai Km 61 Tol Jakarta Cikampek (Japek).

Secara waktu, contraflow saat arus mudik (30 Mei-2 Juni) akan berlangsung pada pukul 06.00-21.00 WIB, dan pukul 09.00-21.00 WIB untuk one way. Pada saat sistem tersebut berlaku, lalu lintas dari arah Semarang dan Cirebon menuju Jakarta akan dialihkan melalui jalan arteri. Lalu lintas menuju Jakarta atau Bandung dialihkan melalui jalan arteri dengan keluar GT (Gerbang Tol) Brebes Barat, dan masuk ke tol kembali melalui GT Cikampek atau Sadang. 

Sementara untuk arus balik mudik, ia menerangkan, contra flow tetap akan dipraktikan di Km 61-Km 29, serta one way di Km 263-Km 70 yang akan dilaksanakan tanggal 8 Juni sampai dengan 10 Juni, mulai pukul 14.00 sampai 22.00. Akses masuk dari dan menuju Jakarta pada Tol Japek dan Cipularang tetap digunakan secara normal. Sedangkan akses masuk menuju Cikampek pada Tol Cipali sampai dengan Brebes Barat akan ditutup dan dialihkan melalui jalan arteri. "Pengguna jalan dari Jakarta yang akan menuju Cirebon atau Semarang akan dikeluarkan melalui GT Cikampek melintasi arteri di Pantura, dan selanjutnya masuk kembali melalui GT Brebes Barat atau GT Brebes Timur 
Penulis: Muhammad Yandri, ST. Knowledge Management
Daftar Pustaka:
Abdurachman, Amal. 2019. Skema Contra Flow Dan One Way Di Tol Trans Jawa Selama Mudik Lebaran.  Liputan6. www.liputan6.com/ramadan/read/3979566/ini-skema-contra-flow-dan-oneway-di-tol-trans-jawa-selama-mudik-lebaran-2019?utm_expid=.9Z4i5ypGQeGiS7w9arwTvQ.0&utm_referrer=https%3A%2F%2Fwww.google.com%2F
Makarim, Moh Fikri. 2014. Studi Karakteristik Lalu Lintas Dari Penerapan “Contraflow” Di Jalan Tol Cawang – Semanggi (Studi Kasus : Zona Akhir). 22-24 Agustus 2014. jurnal.unej.ac.id/index.php/PFSTPT/article/download/2876/2302/ 
Pamungkas, R.Sri Bintang.. 2014. Dampak Manajemen Lalu Lintas Contraflow Terhadap Derajat Kejenuhan Dan Keselamtan Di Jalan Tol. Puslitbang Jalan dan Jembatan. jurnalpusjatan.pu.go.id/index.php/jurnaljalanjembatan/article /download/153/84 

M Hadi H, S.T.
M Hadi H, S.T. Sharing and building, berharap dapat berpartisipasi walaupun dalam hal kecil untuk kemajuan pengetahuan - Mengabdi di Dinas Pekerjaan Umum salah satu instansi Pemerintah Daerah

Post a Comment for "Solusi Kemacetan Dengan Rekayasa Lalu Lintas Contraflow"