Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Widget Atas Posting

Pengaruh Cara Perawatan Terhadap Kuat Tekan dan Kuat Lentur Beton

Pembangunan infrastruktur di bidang transportasi merupakan kebutuhan mutlak yang harus dipenuhi di Indonesia. Jalan raya merupakan infrastruktur utama yang harus terus dipelihara dan ditingkatkan keberadaannya untuk menunjang terjaminnya transportasi barang dan jasa guna menjaga stabilitas tingkat pertumbuhan ekonomi.

Pertumbuhan jumlah kendaraan yang mencapai lebih dari 10% setiap tahunnya (Biro Pusat Statistik, 2013) dan perkembangan teknologi otomotif yang mampu meningkatkan kapasitas angkut kendaraan komersial berakibat pada meningkatnya beban layan pada konstruksi jalan raya secara signifikan (Balitbang PU, 2005).

Kondisi tersebut menjadi masalah utama di bidang transportasi yang perlu segera ditanggulangi. Pada saat ini, perkerasan jalan raya di Indonesia masih didominasi dengan penggunaan konstruksi perkerasan lentur. Pemilihan perkerasan lentur lebih didasarkan pada pertimbangan bahwa perkerasan lentur akan membutuhkan biaya konstruksi yang lebih murah.

Pengamatan yang telah dilakukan pada berbagai proyek peningkatan jalan raya yang menggunakan struktur perkerasan kaku di berbagai ruas jalan tersebut menunjukkan bahwa selama masa konstruksi terjadi antrian kendaraan dan kemacetan yang diakibatkan oleh pengalihan sebagian jalur lalu lintas. Pada pekerjaan konstruksi perkerasan kaku konvensional harus dilakukan tahapan penghamparan tulangan dan selanjutnya baru dapat dilakukan pengecoran beton.

Pada konstruksi perkerasan kaku yang dibangun dengan beton konvensional, setelah dilakukan pengecoran masih diperlukan masa perawatan beton sampai dicapai kuat tekan beton yang direncanakan.
Berdasarkan hasil pengamatan tersebut, dapat diketahui bahwa semakin lama proses pekerjaan pembetonan dan perawatan beton maka akan semakin lama pula terjadi kemacetan dan antrean kendaraan pada ruas jalan yang dikerjakan. Selain permasalahan di atas, sistem perkerasan kaku yang diterapkan di Indonesia masih  perlu dioptimalkan.

Baja tulangan hanya dipasang satu lapis dengan posisi relatif di tengah ketebalan pelat sehingga tidak banyak memberikan kontribusi optimal pada kinerja struktural perkerasan kaku. Hal ini disebabkan karena dalam analisis struktur yang dilakukan dapat diketahui bahwa pada kasus perkerasan kaku maka akan terjadi tegangan tekan maupun tegangan tarik pada sisi atas maupun sisi bawah pelat beton.

Berdasarkan uraian di atas, maka perlu dilakukan penelitian untuk mengembangkan material beton khusus ang dapat memperbaiki kinerja struktural, meningkatkan keawetan sekaligus mempercepat masa konstruksi perkerasan kaku.

Dengan melakukan penelitian mengenai pengaruh cara perawatan beton beton berserat baja tersebut yang diharapkan dapat mempengaruhi atau meningkatkan kekuatan terhadap kuat tekan dan kuat lentur beton berserat baja, maka pengembangan beton khusus ini diharapkan dapat memberikan sumbangan teknologi material konstruksi yang dapat menunjang pembangunan infrastruktur di Indonesia.

Perawatan ini dilakukan setelah beton mencapai final setting artinya setelah beton telah mengeras. Perawatan ini dilakukan agar proses hidrasi selanjutnya tidak mengalami gangguan, jika hal ini terjadi beton akan mengalami keretakan karena kehilangan air yang begitu cepat.

Perawatan ini tidak hanya dimaksudkan untuk mendapatkan kekuatan yang tinggi tetapi pada penerapannya juga dimaksudkan untuk memperbaiki mutu dari keawetan beton, kekedapan terhadap air, ketahanan terhadap aus, serta stabilitas dari dimensi struktur.

Maka untuk menjaga agar proses hidrasi beton dapat berlangsung dengan sempurna diperlukan curing untuk menjaga kelembamannya. perawatan curing compound yaitu untuk mencegah berkurangnya kadar air pada beton, kelebihan dari curing compound ini selain berguna untuk perawatan pada daerah vertikal juga berguna untuk daerah yang mempunyai temperatur tinggi, karena bersifat memantulkan cahaya.

Beton merupakan campuran antara bahan agregat halus dan kasar dengan pasta semen (terkadang juga ditambahkan admixtures), campuran tersebut apabila dituang ke dalam cetakan, kemudian didiamkan untuk beberapa waktu atau jam, akan menjadi keras seperti batuan.

Proses pengerasan terjadi karena adanya reaksi kimiawi antara air dengan semen yang terus berlangsung dari waktu ke waktu, hal ini menyebabkan tingkat kekerasan beton terus bertambah seiring berjalannya waktu.
Beton dapat juga dipandang sebagai batuan buatan di mana adanya rongga pada partikel yang besar (agregat kasar) diisi oleh agregat halus dan rongga yang ada di antara agregat halus akan diisi oleh pasta (campuran air dengan semen) yang juga berfungsi sebagai bahan perekat dari material-material pendukungnya, sehingga semua bahan penyusun dapat menyatu menjadi massa yang padat.

Faktor penting yang perlu diperhatikan adalah gradasi atau distribusi ukuran butir agregat. Apabila butir-butir agregat mempunyai ukuran yang seragam, dapat menimbulkan volume pori lebih besar. Tetapi jika ukuran butirnya bervariasi, maka volume pori menjadi kecil.

Hal ini disebabkan butir yang lebih kecil akan mengisi pori di antara butiran yang lebih besar. Agregat sebagai bahan penyusun beton diharapkan memiliki kemampatan yang tinggi, sehingga volume pori dan kebutuhan bahan pengikat lebih sedikit.

Pada umumnya, campuran beton yang menggunakan agregat kasar berupa batu pecah (split) akan menghasilkan kualitas beton yang lebih baik dibandingkan dengan beton yang menggunakan agregat kasar alami (kerikil), karena batu pecah memiliki pemukaan bersudut sehingga akan saling mengisi/mengunci saat dipadatkan.
Selain itu, permukaan batu pecah juga lebih kasar sehingga kekuatan ikatan antara pasta semen dan agregat pada bagian permukaan (interface) juga lebih baik.

Artikel ini berlanjut ke Pengaruh Cara Perawatan Terhadap Kuat Tekan dan Kuat Lentur Beton (2)
M Hadi H, S.T.
M Hadi H, S.T. Sharing and building, berharap dapat berpartisipasi walaupun dalam hal kecil untuk kemajuan pengetahuan - Mengabdi di Dinas Pekerjaan Umum salah satu instansi Pemerintah Daerah

Post a Comment for "Pengaruh Cara Perawatan Terhadap Kuat Tekan dan Kuat Lentur Beton"