Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Widget Atas Posting

Pengaruh Penggunaan Trass Dan Air Laut Terhadap Kuat Tekan Beton

Perkembangan teknologi semakin maju di segala bidang, termasuk dibidang konstruksi. Dalam bidang konstruksi, material konstruksi yang paling disukai dan sering dipakai adalah beton.

Dalam pembuatan beton, pemilihan akan bahan bahan yang akan digunakan sangat penting, terutama untuk memperoleh mutu beton dengan sifat-sifat khusus yang diinginkan untuk tujuan tertentu dengan cara yang paling ekonomis.

Sifat yang paling penting dalam beton adalah kuat tekan. Kuat tekan tergantung dari faktor air semen, gradasi batuan, bentuk batuan (bidang pecah), ukuran butir serta umur beton.

Salah satu bahan penyusun beton adalah semen. Harga semen yang cenderung mahal dan juga sulit didapatkan membuat masyarakat berpikir panjang.

Trass yang merupakan suatu bahan galian yang berasal dari hasil pelapukan batuan vulkanik gunung berapi sebenarnya memiliki banyak kegunaan seperti sebagai bahan dasar pembuatan semen PCC, pembuatan batako, campuran bahan bangunan, dan sebagai semen alam.

Namun sayang sekali masih banyak masyarakat yang belum mengenal bahan ini. Penggunaan trass sebagai alternatif pengganti semen khususnya di daerah lereng gunung berapi adalah salah satu solusi dari permasalahan diatas.

Indonesia merupakan negara kepulauan dalam arti bahwa disetiap titik lokasi terdapat bangunanbangunan yang terletak didaerah pantai seperti bangunan dermaga/pelabuhan, talud, dan lainnya yang berhubungan langsung dengan air laut sesuai kebutuhan masyarakat.

Dalam kondisi seperti itu, tidak menutup kemungkinan bahwa kebutuhan akan air bersih sangat sulit untuk dijangkau dan bahkan terdapat beberapa daerah di indonesia yang terisolir dari air bersih.
Dari fenomena tersebut diatas, melihat sumber potensi air laut yang begitu melimpah maka ada pemikiran untuk menggunakan air laut sebagai bahan pencampur beton.
Trass merupakan bahan galian golongan bahan galian C atau industri (PP No 27/1980 tentang Penggolongan Bahan Galian). Trass adalah batuan gunung api yang telah mengalami perubahan komposisi kimia yang disebabkan oleh pelapukan dan kondisi air bawah tanah. Bahan galiian ini berwarna putih kekuningan hingga putih kecoklatan kompak dan padu.

Proses pelapukan pada trass disebabkan oleh adanya air yang mengakibatkan terjadinya pelolosan (leaching) pada sebagian besar komponen basa seperti ; CaO, MgO, dan NaO yang di kandung oleh mineral - mineral batuan asal atau batuan induk yaitu merupakan batuan vulkanik dan tuff.

Akibat pelolosan tersebut maka akan tertinggal komponen-komponen SiO2, Al2O3 yang aktif yaitu yang akan menentukan mutu dari endapan trass yang terjadi pada masa berikutnya.
Trass disebut pula sebagai pozzolan, karena merupakan bahan yang mengandung bahan yang mengandung silika, dan alumina dimana bahan pozzolan itu sendiri tidak mempunyai sifat seperti semen, akan tetapi dengan bentuknya yang halus dan dengan adanya air, maka senyawa -senyawa tersebut akan bereaksi secara kimiawi dengan kalsium hidroksida (CaO2) yaitu senyawa hasil reaksi semen dan air pada suhu kamar maka akan membentuk senyawa aluminat hidrat yang mempunyai sifat seperti semen.
Trass tahan terhadap agregat alkalin, nilai penyusutan dan pemuaian kecil, kelulusan air kecil (kedap air), tahan terhadap asam tanah maupun air laut, sifat lentur tidak mudah retak. Kegunaan trass antara lain :

  1. Pembuatan Batako
  2. Pembuatan genteng
  3. Pembuatan tegel
  4. Peredam bunyi, pembuatan jalan terutama jalan tersebut mengandung lempung.
  5. Pembuatan Portland Pozzolan Cement (PPC), pembuatan semen trass kapur,
  6. Sebagai campuran pembuatan beton, campuran plester dan sebagai tanah urug.
Menurut data penelitian terdahulu, air laut mengandung 30.000 - 36.000 mg/liter garam (3% - 3,6%) dapat digunakan sebagai air pencampur beton tidak bertulang (non struktural). Air laut yang mengandung garam diatas 3% tidak boleh digunakan untuk campuran beton. Untuk beton pratekan air laut tidak diperbolehkan karena akan mempercepat proses korosi tulangannya.

Kadar garam (salinitas) pada setiap lautan bervariasi. salinitas di laut bagian muara atau teluk berbeda dengan dibagian tengah laut atau di samudera. Rata - rata salinitas samudera sekitar 3,5%. Salinitas laut tertinggi terdapat di Laut Merah, Teluk Persia, yang mana kadar garamnya mencapai 4%. 

Untuk itu, sebelum menggunakan air laut sebagai air pencampur beton pada penelitian ini terlebih dahulu air laut diuji salinitasnya (kadar Garam). Pengujian salinitas (kadar garam) air laut dalam penelitian ini dilakukan di Balai Besar Industri Hasil Perkebunan (BBIHP) kota Makassar sebanyak tiga sampel dengan volume air laut 1500 ml per sampel diperoleh rata-rata kadar garamnya sebesar 2,9%.

Perhitungan komposisi campuran beton dengan trass dan air laut dilakukan dengan cara pendekatan pada perhitungan mix design pada beton normal dimana air bersih pada beton normal seluruhnya disubstitusikan (diganti) dengan air laut sedangkan untuk komposisi trass dihitung dengan cara melakukan perbandingan terhadap berat semen pada beton normal. Adapun hasil perhitungan komposisi trass dan air laut dapat dilihat pada tabel berikut.

Pengujian Slump
Pemeriksaan slump dimaksudkan untuk mengetahui kelecakan (workability) atau kemudahan pengerjaannya. Besarnya nilai slump didapat dari tinggi cetakan dikurangi tinggi runtuh.

Dari hasil pemeriksaan slump didapatkan nilai slump beton normal sebesar 8 cm. Nilai slump ini memenuhi standar yang direncanakan yaitu 7 ± 2 cm.

Sedangkan untuk pengujian slump pada beton yang menggunakan trass dan air laut seperti yang tergambar pada tabel pengujian slump diatas didapatkan hasil pengujian slump antara 65 mm sampai dengan 82 mm. Hal ini disebabkan karena penggunaan air laut sebagai air pencampur beton mengurangi ikatan antara semen dengan agregat lain.

Pengujian Kuat Tekan
Dari hasil pengujian kuat tekan beton normal didapatkan nilai kuat tekan karakteristik sebesar 23,771 Mpa. Nilai kuat tekan karakteristik ini memenuhi standar dimana nilai kuat tekan karakteristik yang ingin dicapai yaitu sebesar 20 Mpa. Nilai kuat tekan tersebut dapat digunakan sebagai acuan untuk mencari nilai kuat tekan pada beton yang menggunakan campuran trass dan air laut.
Didapat bahwa kuat tekan beton yang menggunakan air laut menurun secara signifikan, yaitu dari kuat tekan beton normal 26,45 Mpa ketika diganti air pencampurnya menjadi air laut menjadi 15,43 Mpa. 

Ini disebabkan oleh sifat air laut yang mengandung garam yang memperlambat ikatan antara semen, serta kristalisasi garam yang terjadi dalam rongga beton pada saat penguapan air atau beton mengeras. 
Sedangkan penggunaan trass pada campuran sebagai substitusi sebagian semen juga mengakibatkan kuat tekan beton menurun seiring bertambahnya kadar trass karena trass memiliki sifat semenisasi yang rendah.

Penulis, Lambertus Pehan Koten, S.T., Tria Puspita Sari, S.T. KNOWLEDGE MANAGEMENT Penerapan Teknologi Konstruksi
Daftar Pustaka :
Koten, Lambertus. 2017. Pengaruh Penggunaan Trass dan Air Laut Terhadap Kuat Tekan Beton. Universitas Bosowa. Makasar.
Chelmi, Ahmad. 2011. Tinjauan Pemanfatan Trass Sebagai Bahan Pengganti Sebagian Semen Terhadap Kuat Tekan Beton. UNSIQ. Wonosobo.
Departemen Pekerjaan Umum. 2002. Tata Cara Pembuatan Rencana Campuran Beton Normal. SNI 03-2834-1993. Departemen Pemukiman Dan Prasarana Wilayah, Badan Penelitian Dan Pengembangan. Jakarta.
Junaid, Anisa; Tjaronge, M. Wihardi; Irmawaty, Rita. Studi Kekuatan Beton Yang Menggunakan Air Laut Sebagai Air Pencampur Pada Daerah Pasang Surut. Fakultas Teknik Jurusan Sipil Universitas Hasanudin. Makassar.
Mohammed, Tarek Uddindkk. 2004. Performance of Seawater-Mixed Concrete in The Tidal Enviroment.Cement and Concrete Research 593-601.
Otsuki, N. Furuya, D. Saito. T. and Todokoro, Y. (2011)., Possibility of Sea Water as Mixing Water in Concrete. 36th Conference on Our World in Concrete & Structures. Singapore.
M Hadi H, S.T.
M Hadi H, S.T. Sharing and building, berharap dapat berpartisipasi walaupun dalam hal kecil untuk kemajuan pengetahuan - Mengabdi di Dinas Pekerjaan Umum salah satu instansi Pemerintah Daerah

Post a Comment for "Pengaruh Penggunaan Trass Dan Air Laut Terhadap Kuat Tekan Beton"