Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Widget Atas Posting

Arsitektur Maritim, Membangun Kehidupan Di Atas Air

Identifikasi pulau menurut  UNCLOS 82 adalah sekedar daratan kering saat air pasang. Sebagai akibatnya, kawasan perairan sekitarnya menjadi laut terbuka sehingga kehilangan hak mempertahankan keberadaannya dan dapat dieksploitasi secara bebasdan tak terbatas tergantung kreatifitas dan pemanfaatannya.

Sedangkan identifikasi pulau menurut Alamsyah 2006 adalah termasuk struktur di bawah permukaan laut karena pulau hanya merupakan puncak dari struktur alam tersebut. Pulau merupakan kesatuan pulau-pulau laut dimana pulau sebagai tempat bertinggal sedangkan laut merupakan tempat penghidupan komunitas laut.

Kesatuan pulau-pulau seharusnya merupakan pengertian sesungguhnya dari suatu kehidupan di arsipelago.
Jika identitas kota adalah kawasan yang didominasi lingkungan buatan,bukan pertanian dan berkepadatan tinggi, maka permukiman nelayan di pulau mikro adalah merupakan suatu kota pulau.

Perubahan Lingkungan dan Sumber Daya Alam

Indonesia merupakan kepulauan yang kaya akan gunung api sehingga antisipasi bencana di pulau maupun di laut perlu menjadi bagian dari perancang bangunan setempat. Adapun kota laut serta dukungan infrastrukturnya seharusnya tidak hanya yang berbasis daratan namun  juga yang berbasis perairan seperti permukiman panggung di atas laut Kaledupa – Wakatobi.

Tipe-tipe bangunan di Pulau Kelapa Dua :
  1. Panggung di darat
  2. Panggung di atas air
  3. Batako, pengaruh masyarakat daratan
Bangunan di kawasan bawah permukaan laut saat ini maupun masa datang perlu dirancang mengantisipasi akumulasi ketinggian rob ekstrim kenaikan muka laut masa yang akan datang.
Bahkan penurunan tanah akibat perubahan lingkungan telah terjadi juga di perdesaan yang tidak ada  bangunan tinggi dan penyedotan air secara berlebihan. 
Perubahan lingkungan pesisir seperti perdesaan di sebelah timur kota Semarang ini perlu dukungan infrastruktur permukiman dari penahan gelombang,prasarana jalan, sanitasi, air bersih, energi listrik, hingga fasilitas pemakaman. Solusi berbasis daratan tidak lagi memadai untuk menyelesaikan perubahan yang diakibatkan oleh kenaikan air laut ini perlu antisipasi, penataan ruang dan bangunan yang lebih siap terhadap risiko perubahan alam pesisir sekitar, dari laut maupun dari wilayah tetangga.

Berkurangnya lahan sawah juga menuntun alternatif lain termasuk produksi sayuran di lingkungan buatan atau mengubah menu berbasis darat ke laut. Perubahan sediaan lahan daratan menjadi perairan dapat mendorong inovasi pemenuhan permintaan ruang untuk pertanian dan perkebunan secara berbeda.

Menelusuri Warisan dan Kearifan Arsitektur Lokal 

Berikut ini merupakan beberapa contoh bangunan yang menggunakan kearifan arsitektur lokal :
Rumah terapung merupakan rumah tradisional masa lalu yang di masa kini semakin dikembangkan bahkan sudah masuk ke pasar perumahan mewah di negara maju.
Setiap tipe memiliki varian yang khas dengan lingkungan masing-masing.
Sebagai contoh tipe 5 yang terdapat di Danau Sentani, Papua, agak berbeda dengan di sungai Batanghari, Sumatera, yang memiliki pasang-surut yang cukup tinggi. Tipe 6 di muara sungai Mantuil, Banjar misalnya juga berbeda dengan di rawa gambut di Kalimantan Tengah. Sembilan tipe permukiman yang mencerminkan kehidupan dan penghidupan tradisional komunitas di gugus pulau-laut Indonesia saat air pasang.

Dengan kemajuan iptek, Sembilan tipe permukiman ini berpeluang bertambah dengan lahirnya tradisi baru tempat hidup di dalam laut. Kehidupan dan penghidupan komunitas tradisional hingga modern ini menempati hampir di seluruh bagian peluang kehidupan di gugus pulau-laut Indonesia.

Setiap pengembangan tipe permukiman tersebut perlu melalui kajian seksama terkait keberlanjutan biota dan manusia yang hidup di dalamnya serta kelentingan menghadapi perubahan serta keberlanjutan negara ini.

Arsitek Indonesia hendaknya tidak hanya berkarya sebatas di kawasan darat saja, namun juga melanjutkan dan meningkatkan kelentingan dan keberlanjutan karya arsitektur di bidang-bidang lain yang telah dirintis pendahulu-pendahulunya di masa lalu.

Kota berbasis daratan tidak disiapkan untuk berubah menjadi berbasis laut. Saat kenaikan muka laut meningkat, lantai bawah akan menjadi perairan bahkan kemudian cenderung ditinggalkan. 
Saat banjir atau rob ketinggian air dapat mencapai 60 cm di atas jalan 2014. Bila tidak diantisipasi secara tepat, kawasan bersejarah akan juga ditinggalkan karena tidak mampu bertahan terhadap perubahan darat menjadi laut.

Pelajari kontur muka lahan di setiap bagian kota maupun perdesaan. Pelajari pula setiap unsur  bangunan, instansi dan infrastruktur kota yang terkait dengannya, sebelum perubahan iklim dan kenaikan air laut.
Pulau buatan direncanakan multifungsi, termasuk pengolahan sampah dan limbah, industri dan rekreasi, Struktur batas pulau buatan sesuai fungsinya dan tidak boleh melalui metode yang mengotori lingkungan. Setelah dinding siap baru diisi  media sampah dan tanah. Selain itu, pengembangan pulau buatan yang ramah lingkungan dapat juga mendukung keberlanjutan spesies laut.
Tipe kesepuluh merupakan peluang lahirnya tradisi baru kehidupan di dalam laut. Setiap jenis dari kesepuluh tipe permukiman tersebut memerlukan infrastruktur yang khas guna mendukung kehidupan dan penghidupannya sesuai kekhasan masalah lingkungan serta perkembangan iptek dan kebutuhan social budayanya, termasuk saat muka air laut menggenangi pesisir darat secara permanen akibat perubahan iklim atau geofisik. 
Penyelesaian berbasis daratan dapat justru mengundang resiko bencana baru. Setiap warga negara Indonesia dimanapun mereka hidup dan berpenghidupan berhak memperoleh pelayanan dan fasilitas yang setara.
Perubahan iklim dan lingkungan berpotensi mengubah lingkungan hidup di Indonesia terutama di kawasan maritim. Kreasi arsitek Indonesia perlu lebih unggul dari pada arsitek lain untuk menyelesaikan masalah keruangan di negara kepulauan terbesar ini. Perubahan lingkungan dan iptek masa depan belum dirasakan oleh perancang masa lalu. Kini saatnya arsitek Indonesia berkreasi menghasilkan produk baru yang lebih kaya, nyaman dan ramah lingkungan di negara pulau-laut ini bagi kepentingan bangsanya di masa mendatang.
Dampak perubahan lingkungan dan iptek masa depan semakin beragam dan kadang tak terduga. Kecepatan lahirnya kreatifitas di negara lain kadang melewati kemampuan arsitek kita di masa lalu. Saatnya arsitek Indonesia menempatkan dirinya lebih unggul daripada arsitek negara lain baik dalam kreatifitas maupun kearifan terhadap perkembangan lingkungan serta kehidupan dan penghidupan di negara arsipelago terbesar ini.

Arsitek Indonesia berada di lingkungan pulau-laut Indonesia yang lebih kaya dan dekat dengan masalah setempat. Sudah seharusnya arsitek Indonesia lebih berperan untuk menyalakan masalah keruangannya di negara sendiri. Masa depan tidak dapat dihindari. 

Arsitek Indonesia perlu menyiapkan sumberdaya manusianya untuk menghadapi datangnya masa depan yang penuh tantangan ini, baik melalui karya unggulnnya, kearifan lingukungan alam dan maupun Arsitektur berbasis air sedang berkembang sebagai antisipasi kenaikan muka air laut. Ini juga sementara berkembang di luar negeri, bahkan di Indonesia ternyata maritim berbasis air sudah terjadi sejak lama. Arsitektur maritim adalah arsitektur berhubungan dengan laut.
Saat ini, bangunan berbasis arsitektur maritim sudah banyak dikembangkan, salah satu contoh adalah rumah terapung dan rumah amphibi. Berikut ini merupakan contoh rumah terapung dan amphibi yang dibangun dengan tipe arsitektur modern.
Penulis: Shanti Astri Noviani, S.Pd.- KNOWLEDGE MANAGEMENT Penerapan Teknologi Konstruksi
Daftar Pustaka :
Alamsyah, Abimanyu. T. 2016. Pembangunan Berkelanjutan dalam Aspek Maritim.
Workshop CPD Ahli Arsitektur [6 Oktober 2016].
_. 2016. Amphibi House Rumah Terapung Asal Inggris [Online]. tersedia : http://fidhapp-cjr.blogspot.co.id/2013/02/amphibi-house-rumah-anti-banjir-asal.html [22November 2016]
_. 2013. Pulau Terapung Serba Mewah Siapa Mau? [Online] http://bit.ly/2gx7Rpr [ 8 Desember 2016]
 Sari, Vita. 2013. Informasi Dunia Maya. [Online] tersedia : http://vitaxinfo.blogspot.co.id/2013/04/pulau-terapung-serba-mewah-siapa-mau.html [22 November 2016]

M Hadi H, S.T.
M Hadi H, S.T. Sharing and building, berharap dapat berpartisipasi walaupun dalam hal kecil untuk kemajuan pengetahuan - Mengabdi di Dinas Pekerjaan Umum salah satu instansi Pemerintah Daerah

Post a Comment for "Arsitektur Maritim, Membangun Kehidupan Di Atas Air"