8 Paradigma Etos Kerja Sebagai Landasan Utama Menuju Sukses
Secara etimologis kata “etos” berasal dari bahasa Yunani yang semula secara sederhana berarti adat istiadat atau kebiasaan. Arti “etos” kemudian berkembang menjadi lebih kompleks seperti:
organisasi maupun institusi, pada dasarnya pengertian ‘etos” dapat diartikan sebagai: nilai
moral, standar etika, kekuatan motivasi, spirit kelompok, serta spirit korps.
Jansen H Sinamo seorang ahli etos dalam bukunya “ 8 Etos Kerja Profesional” (2005)
mengartikan etos kerja professional sebagai “seperangkat perilaku kerja positif yang berakar
pada kesadaran yang kental, keyakinan yang fundamental, disertai komitmen yang total
pada paradigma kerja yang integral.
Istilah paradigma di sini berarti konsep utama tentang kerja itu sendiri yang mencakup idealisme yang mendasari, prinsip-prinsip yang mengatur, nilai-nilai yang menggerakkan, sikap-sikap yang dilahirkan, standar-standar yang hendak dicapai, termasuk karakter utama, pikiran dasar, kode etik, kode moral, dan kode perilaku bagi para pelakunya.
Jadi, jika seseorang, suatu organisasi, atau suatu komunitas menganut paradigma kerja tertentu, percaya padanya secara tulus dan serius, serta berkomitmen pada paradigma kerja tersebut maka kepercayaan tersebut akan melahirkan sikap kerja dan perilaku kerja mereka secra khas dan itulah yang disebut sebagai etos kerja mereka, dan sekaligus sebagai budaya kerja mereka.
Jansen H Sinamo (2005) memformulasikan etos kerja sebagai 8 (delapan) paradigma kerja
atau 8 (delapan) perilaku kerja yakni:
secara komprehensif dalam mencapai tujuan kerja semua tingkat: pribadi, organisasi,
profesi, dan sosial.
1. Kerja Adalah Rahmat
Kerja adalah rahmat adalah merupakan paradigma dan pengakuan bahwa kerja adalah anugerah Tuhan Yang Maha Pengasih yang akan selalu memelihara hidup kita. Paradigma kerja adalah rahmat yang patut disyukuri didasarkan pada 5 (lima) alasan:
Pertama, pekerjaan adalah itu sendiri pada hakekatnya adalah berkat Tuhan Sang Pemelihara yang lewat pekerjaan itu memelihara kita dengan upah yang kita terima.
Kedua, di samping upah finansial, kita juga menerima imbalan lain seperti jabatan, fasilitas, tunjangan dan kemudahan, yang juga merupakan rahmat yang patut kita sukuri. Ketiga, talenta yang menjadi basis keahlian kita yang pada dasarnya adalah rahmat dari Tuhan Sang Penyayang juga.
Keempat, bahan baku yang kita terima, kita pakai, dan kita olah dalam melaksanakan
pekerjaan tersedia karena rahmat.
Kelima, dalam bekerja, kita semua terlibat dalam suatu jaringan antar manusia yang
fungsional, hirarkis dan sinergis, yang kemudian terbentuk kelompok kerja,, profesi,
korps dan sekaligus komunitas.
Semua ini memberikan identitas kepada kita yang di tingkat berikutnya membuahkan pengakuan, pandangan, dan penghargaan masyarakat. Dengan berlandaskan pada kelima alasan tersebut maka kita dalam bekerja akan selalu mengatakan: Aku bekerja tulus dengan penuh syukur.
2. Kerja Adalah Amanah
Amanah titipan berharga yang dipercayakan kepada kita atau aset penting yang yang dipasrahkan kepada kita. Konsekuensinya, sebagai penerima amanah, kita secara moral terikat untuk melaksanakan amanah itu dengan baik dan benar.Selanjutnya amanah melahirkan tanggungjawab yang harus dilaksanakan secara baik dan benar sesuai nilai amanah itu sendiri.
Dalam melaksanakan suatu tanggungjawab, tidaklah boleh sekedar formalitas, tetapi harus betul-betul dilakukan secara benar, baik esensialnya, spiritnya, maupun administrative formalnya. Dengan demikian, amanah menuntut kesejatian,
bukan saja esensinya, tetapi juag prosedurnya. Dengan uraian di atas, Etos Kerja 2 Kerja Adalah Amanah adalah Aku Bekerja Benar Penuh Tanggungjawab.
3. Kerja Adalah Panggilan
Semua orang diciptakan oleh Sang Pencipta mempunyai darma, panggilan, dan kewajiban suci dalam hidup ini, baik sebagai anggota keluarga, warga organisasi, warga negara, warga dunia, ataupun hamba Allah Sang Cholik.
Setiap orang mempunyai panggilan hidup yang spesifik yang harus dijawab, dijalani dan dilakoni melalui profesi. Untuk menjawab, menjalani, memenuhi dan melakoni panggilan itu, setiap orang dikaruniai dengan berbagai kemampuan seperti: bakat, talenta, kecerdasan, dan minat.
Menunaikan kerja sebagai panggilan, yang harus dilakoni secara tuntas, secar internal akan membangun karakter integritas dalam diri kita. Integritas di sini berarti menunaikan panggilan kita hingga tuntas selesai.
Integritas merupakan pengertian yang utuh atas sikap jujur pada diri kita sendiri, penerimaan dan pengakuan oleh para konstituen, penunaian pekerjaan secara sepenuh hati, segenap pikiran, dan seluruh tenaga kita.
Secara internal etos kerja ini menjadi instrumen dalam proses pengembangan diri kita menjadi manusia yang berintegritas. Secara eksternal, berkat integritas yang kita tunjukkan maka kita akan dipercaya oleh mitra kerja kita, baik vertikal maupun horisontal atau yang biasa disebut kredibilitas.
Jadi integritas adalah:
4. Kerja Adalah Aktualisasi
Aktualisasi adah proses membuat suatu potensi menjadi aktual, menjadi nyata. Proses yang membuat potensi menjadi kenyataan tersebut adalah kerja keras. Artinya bahwa kerja keras adalah berfungsi sebagai wahana aktualisasi diri bagi sang manusia pekerja.
Berbeda dengan orang yang kecanduan kerja (workaholic) yang memandang kerja sebagai pemberi rasa aman, sebagai raja yang menguasai seluruh hidupnya, sebagai obat penenang untuk mengatasi kecemasan, maka pekerja keras adalah;
Makna ibadah adalah persembahan diri, penyerahan diri, yang dilandasi kesadaran mendalam dan serius; kesadaran bahwa kita berutang cinta kepada Dia yang kita abdi dan kita puja; bahwa kita telah menerima cinta sepenuh-penuhnya, maka kita pun patut mengabdi dengan sepenuh-penuh cinta pula.
Berarti beribadah adalah mengabdi kepada Tuhan Sang Pengasih secara total. Ibadah adalah upaya untuk selalu memberi dalam bekerja dan tujuan ibadah yang terpenting adalah agar kita biasa bekerja serius namun penuh kecintaan.
Dengan cinta, kita bisa melihat keagungan di dalam, di balik, dan di ujung pekerjaan kita, sehingga tercipta ikatan batin antara sang pekerja dan pekerjaannya yang akan meningkatkan kualitas motivasi, sikap, dan kebiasaan kerja, kualitas kerja, kepribadian dan karakter serta martabat diri kita ke tingkat yang lebih mulia, serta harga finansial kita di bursa tenaga kerja.
Tujuan kerja sebagai ibadah ialah God satisfaction, lebih daripada sekedar customer satisfaction. Etos Kerja 5 Kerja Adalah Ibadah adalah: Aku Bekerja Serius Penuh Kecintaan.
6. Kerja Adalah Seni
Bekerja adalah berkesenian. Kerja sebagai seni yang mendatangkan kesukaan dan gairah kerja bersumber pada aktivitas-aktivitas kreatif, artistik dan interaktif. Kerja yang dilakoni dengan penuh kesukaan akan membuat kita dipenuhi dengan daya cipta, kreasi-kreasi baru, dan gagasan inovatif. Hasilnya, buah pekerjaan kita akan disukai orang lain, pelanggan, atau pengguna.
Etos seni adalah penjabaran pengalaman artistik kita, yaitu ekspresi budi-akhlak-iman kita dalam ungkapan-ungkapan estetik yang berwujud karya-karya, yang pada gilirannya akan mempertinggi kompetensi budi-akhlak-iman kita, dan dengan demikian menjadikan manusia insan kamil di bumi Tuhan.
Pekerjaan yang dihayati sebagai seni terutama kelihatan dari kemampuan kita berfikir tertib, sistematiik, dan konseptual; juga kreatif memecahkan masalah, imajinatif menemukan solusi , inovatif mengimplementasikannya, dan cerdas saat menjualnya. Etos 6 Kerja Adalah Seni adalah: Aku Bekerja Cerdas Penuh Kreativitas.
7. Kerja Adalah Kehormatan
Kerja adalah kehormatan karena berkarya dengan kemampuan sendiri adalah suatu kebajikan sosial di mana kita diakui sebagai manusia produktif dan kontributif.
Mencari kehormatan merupakan salah satu motivasi yang terkuat dalam struktur hati manusia yang adalah ekspresi langsung spiritualitas terbaik kita. Kehormatan berarti menunjukkan perilaku yang etis dan menjauhi perilaku kerja yang nista.
Orang yang mampu menjaga kehormatan, terutama secara moral dan profesional, biasanya akan diberi kehormatan yang lebih tinggi lagi dalam bentuk jabatan atau pangkat yang lebih tinggi.
Bagi manusia terhormat, tujuan kehormatan yang terpenting adalah agar dia selalu bekerja tekun penuh keunggulan.
Keunggulan (excellence) sendiri memerlukan persyaratan-persyaratan seperti:
Penuh Keunggulan.
8. Kerja Adalah Pelayanan.
Aku Bekerja Sempurna Penuh Kerendahan Hati. Apapun pekerjaan kita pada hakikatnya kerja adalah untuk melayani. Secara sosial pelayanan adalah hal yang mulia, karena itu hakikat pekerjaan kita pun mulia dan sebagai makhluk pekerja kita semua adalah insan yang mulia.
Etos pelayanan yang berporoskan sikap altruistik -yang berarti tidak mementingkan diri sendiri- dan idealisistik sangat penting bukan saja sebagai strategi sukses sejati, tetapi juga langkah utama untuk memanusiakan diri kita.
Tujuan pelayanan yang terpenting adalah agar kita bekerja paripurna dengan tetap rendah hati.
Jadi Etos 8 Kerja Adalah Pelayanan adalah berarti : Aku Bekerja Sempurna Penuh Kerendahan Hati.
- Menurut Oxford Advanced Learner’s Dictionary of Current English (A.S Hornby,1974): characteristics of a community or of a culture; atau code of values by which a group or a society lives;
- Menurut Webster Dictionary (Webster 2003): guiding beliefs of a persons, group or institution;
- Menurut The New Oxford Dictionary (Mc Kean, 2005): the characteristics spirit of a culture, era or community as manifested in its attitudes and aspiration;
- Menurut Kamus Besar Bahasa Indionesia (Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, 1990): pandangan hdup yang khas suatu golongan sosial.
organisasi maupun institusi, pada dasarnya pengertian ‘etos” dapat diartikan sebagai: nilai
moral, standar etika, kekuatan motivasi, spirit kelompok, serta spirit korps.
Jansen H Sinamo seorang ahli etos dalam bukunya “ 8 Etos Kerja Profesional” (2005)
mengartikan etos kerja professional sebagai “seperangkat perilaku kerja positif yang berakar
pada kesadaran yang kental, keyakinan yang fundamental, disertai komitmen yang total
pada paradigma kerja yang integral.
Istilah paradigma di sini berarti konsep utama tentang kerja itu sendiri yang mencakup idealisme yang mendasari, prinsip-prinsip yang mengatur, nilai-nilai yang menggerakkan, sikap-sikap yang dilahirkan, standar-standar yang hendak dicapai, termasuk karakter utama, pikiran dasar, kode etik, kode moral, dan kode perilaku bagi para pelakunya.
Jadi, jika seseorang, suatu organisasi, atau suatu komunitas menganut paradigma kerja tertentu, percaya padanya secara tulus dan serius, serta berkomitmen pada paradigma kerja tersebut maka kepercayaan tersebut akan melahirkan sikap kerja dan perilaku kerja mereka secra khas dan itulah yang disebut sebagai etos kerja mereka, dan sekaligus sebagai budaya kerja mereka.
Jansen H Sinamo (2005) memformulasikan etos kerja sebagai 8 (delapan) paradigma kerja
atau 8 (delapan) perilaku kerja yakni:
- Etos 1 Kerja adalah rahmat;
- Etos 2 Kerja adalah amanah;
- Etos 3 Kerja adalah panggilan;
- Etos 4 Kerja adalah aktualisasi;
- Etos 5 Kerja adalah ibadah;
- Etos 6 Kerja adalah seni;
- Etos 7 Kerja adalah kehormatan;
- Etos 8 Kerja adalah pelayanan;
secara komprehensif dalam mencapai tujuan kerja semua tingkat: pribadi, organisasi,
profesi, dan sosial.
1. Kerja Adalah Rahmat
Kerja adalah rahmat adalah merupakan paradigma dan pengakuan bahwa kerja adalah anugerah Tuhan Yang Maha Pengasih yang akan selalu memelihara hidup kita. Paradigma kerja adalah rahmat yang patut disyukuri didasarkan pada 5 (lima) alasan:
Pertama, pekerjaan adalah itu sendiri pada hakekatnya adalah berkat Tuhan Sang Pemelihara yang lewat pekerjaan itu memelihara kita dengan upah yang kita terima.
Kedua, di samping upah finansial, kita juga menerima imbalan lain seperti jabatan, fasilitas, tunjangan dan kemudahan, yang juga merupakan rahmat yang patut kita sukuri. Ketiga, talenta yang menjadi basis keahlian kita yang pada dasarnya adalah rahmat dari Tuhan Sang Penyayang juga.
Keempat, bahan baku yang kita terima, kita pakai, dan kita olah dalam melaksanakan
pekerjaan tersedia karena rahmat.
Kelima, dalam bekerja, kita semua terlibat dalam suatu jaringan antar manusia yang
fungsional, hirarkis dan sinergis, yang kemudian terbentuk kelompok kerja,, profesi,
korps dan sekaligus komunitas.
Semua ini memberikan identitas kepada kita yang di tingkat berikutnya membuahkan pengakuan, pandangan, dan penghargaan masyarakat. Dengan berlandaskan pada kelima alasan tersebut maka kita dalam bekerja akan selalu mengatakan: Aku bekerja tulus dengan penuh syukur.
2. Kerja Adalah Amanah
Amanah titipan berharga yang dipercayakan kepada kita atau aset penting yang yang dipasrahkan kepada kita. Konsekuensinya, sebagai penerima amanah, kita secara moral terikat untuk melaksanakan amanah itu dengan baik dan benar.Selanjutnya amanah melahirkan tanggungjawab yang harus dilaksanakan secara baik dan benar sesuai nilai amanah itu sendiri.
Dalam melaksanakan suatu tanggungjawab, tidaklah boleh sekedar formalitas, tetapi harus betul-betul dilakukan secara benar, baik esensialnya, spiritnya, maupun administrative formalnya. Dengan demikian, amanah menuntut kesejatian,
bukan saja esensinya, tetapi juag prosedurnya. Dengan uraian di atas, Etos Kerja 2 Kerja Adalah Amanah adalah Aku Bekerja Benar Penuh Tanggungjawab.
3. Kerja Adalah Panggilan
Semua orang diciptakan oleh Sang Pencipta mempunyai darma, panggilan, dan kewajiban suci dalam hidup ini, baik sebagai anggota keluarga, warga organisasi, warga negara, warga dunia, ataupun hamba Allah Sang Cholik.
Setiap orang mempunyai panggilan hidup yang spesifik yang harus dijawab, dijalani dan dilakoni melalui profesi. Untuk menjawab, menjalani, memenuhi dan melakoni panggilan itu, setiap orang dikaruniai dengan berbagai kemampuan seperti: bakat, talenta, kecerdasan, dan minat.
Menunaikan kerja sebagai panggilan, yang harus dilakoni secara tuntas, secar internal akan membangun karakter integritas dalam diri kita. Integritas di sini berarti menunaikan panggilan kita hingga tuntas selesai.
Integritas merupakan pengertian yang utuh atas sikap jujur pada diri kita sendiri, penerimaan dan pengakuan oleh para konstituen, penunaian pekerjaan secara sepenuh hati, segenap pikiran, dan seluruh tenaga kita.
Secara internal etos kerja ini menjadi instrumen dalam proses pengembangan diri kita menjadi manusia yang berintegritas. Secara eksternal, berkat integritas yang kita tunjukkan maka kita akan dipercaya oleh mitra kerja kita, baik vertikal maupun horisontal atau yang biasa disebut kredibilitas.
Jadi integritas adalah:
- komitmen, janji yang harus ditepati, untuk menunaikan darma hingga tuntas, tidak pura-pura lupa pada tugas atau ingkar pada tanggungjawab;
- berarti memenuhi tuntutan darma dan profesi dengan segenap hati, segenap pikiran, dan segenap tenaga secara total, utuh dan menyeluruh;
- berarti bersikap jujur kepada diri sendiri, tidak memanipulasi, tetapi mengutamakan kejujuran dalam berkarya;
- berarti bersikap sesuai dengan tuntutan hati nurani, memenuhi panggilan hati untuk bertindak dan berbuat yang benar dengan mengikuti aturan dan prinsip sehingga bebas diri dari konflik kepentingan.
4. Kerja Adalah Aktualisasi
Aktualisasi adah proses membuat suatu potensi menjadi aktual, menjadi nyata. Proses yang membuat potensi menjadi kenyataan tersebut adalah kerja keras. Artinya bahwa kerja keras adalah berfungsi sebagai wahana aktualisasi diri bagi sang manusia pekerja.
Berbeda dengan orang yang kecanduan kerja (workaholic) yang memandang kerja sebagai pemberi rasa aman, sebagai raja yang menguasai seluruh hidupnya, sebagai obat penenang untuk mengatasi kecemasan, maka pekerja keras adalah;
- Pekerja keras menghayati kerja sebagai ongkos mencapai visi dan tujuan yang berharga dan dalam proses itu mereka menikmati kerja tersebut.
- Pekerja keras bisa membatasi diri sehingga masih tersedia waktu untuk untuk kehidupan lainnya seperti keluarga, sosial, agama, dan sebagainya.
- Pekerja keras sanggup menghentikan kerja pada waktu yang dibutuhkan. Dengan demikian Etos Kerja 4 Kerja Adalah Aktualisasi adalah: Aku Bekerja Keras Penuh Semangat
Makna ibadah adalah persembahan diri, penyerahan diri, yang dilandasi kesadaran mendalam dan serius; kesadaran bahwa kita berutang cinta kepada Dia yang kita abdi dan kita puja; bahwa kita telah menerima cinta sepenuh-penuhnya, maka kita pun patut mengabdi dengan sepenuh-penuh cinta pula.
Berarti beribadah adalah mengabdi kepada Tuhan Sang Pengasih secara total. Ibadah adalah upaya untuk selalu memberi dalam bekerja dan tujuan ibadah yang terpenting adalah agar kita biasa bekerja serius namun penuh kecintaan.
Dengan cinta, kita bisa melihat keagungan di dalam, di balik, dan di ujung pekerjaan kita, sehingga tercipta ikatan batin antara sang pekerja dan pekerjaannya yang akan meningkatkan kualitas motivasi, sikap, dan kebiasaan kerja, kualitas kerja, kepribadian dan karakter serta martabat diri kita ke tingkat yang lebih mulia, serta harga finansial kita di bursa tenaga kerja.
Tujuan kerja sebagai ibadah ialah God satisfaction, lebih daripada sekedar customer satisfaction. Etos Kerja 5 Kerja Adalah Ibadah adalah: Aku Bekerja Serius Penuh Kecintaan.
6. Kerja Adalah Seni
Bekerja adalah berkesenian. Kerja sebagai seni yang mendatangkan kesukaan dan gairah kerja bersumber pada aktivitas-aktivitas kreatif, artistik dan interaktif. Kerja yang dilakoni dengan penuh kesukaan akan membuat kita dipenuhi dengan daya cipta, kreasi-kreasi baru, dan gagasan inovatif. Hasilnya, buah pekerjaan kita akan disukai orang lain, pelanggan, atau pengguna.
Etos seni adalah penjabaran pengalaman artistik kita, yaitu ekspresi budi-akhlak-iman kita dalam ungkapan-ungkapan estetik yang berwujud karya-karya, yang pada gilirannya akan mempertinggi kompetensi budi-akhlak-iman kita, dan dengan demikian menjadikan manusia insan kamil di bumi Tuhan.
Pekerjaan yang dihayati sebagai seni terutama kelihatan dari kemampuan kita berfikir tertib, sistematiik, dan konseptual; juga kreatif memecahkan masalah, imajinatif menemukan solusi , inovatif mengimplementasikannya, dan cerdas saat menjualnya. Etos 6 Kerja Adalah Seni adalah: Aku Bekerja Cerdas Penuh Kreativitas.
7. Kerja Adalah Kehormatan
Kerja adalah kehormatan karena berkarya dengan kemampuan sendiri adalah suatu kebajikan sosial di mana kita diakui sebagai manusia produktif dan kontributif.
Mencari kehormatan merupakan salah satu motivasi yang terkuat dalam struktur hati manusia yang adalah ekspresi langsung spiritualitas terbaik kita. Kehormatan berarti menunjukkan perilaku yang etis dan menjauhi perilaku kerja yang nista.
Orang yang mampu menjaga kehormatan, terutama secara moral dan profesional, biasanya akan diberi kehormatan yang lebih tinggi lagi dalam bentuk jabatan atau pangkat yang lebih tinggi.
Bagi manusia terhormat, tujuan kehormatan yang terpenting adalah agar dia selalu bekerja tekun penuh keunggulan.
Keunggulan (excellence) sendiri memerlukan persyaratan-persyaratan seperti:
- Keunggulan harus dipandu visi yang akbar;
- Keunggulan memerlukan stratetgi yang cerdas;
- Keunggulan bernapaskan kualitas yang tinggi;
- Keunggulan berfokus pada pemuasan pelanggan;
- Keunggulan memerlukan perkakas inovasi;
- Keunggulan berbasis SDM berkualitas;
- Unggul berarti antisipatif terhadap perubahan;
- Keunggulan berintikan karakter ketekunan.
Penuh Keunggulan.
8. Kerja Adalah Pelayanan.
Aku Bekerja Sempurna Penuh Kerendahan Hati. Apapun pekerjaan kita pada hakikatnya kerja adalah untuk melayani. Secara sosial pelayanan adalah hal yang mulia, karena itu hakikat pekerjaan kita pun mulia dan sebagai makhluk pekerja kita semua adalah insan yang mulia.
Etos pelayanan yang berporoskan sikap altruistik -yang berarti tidak mementingkan diri sendiri- dan idealisistik sangat penting bukan saja sebagai strategi sukses sejati, tetapi juga langkah utama untuk memanusiakan diri kita.
Tujuan pelayanan yang terpenting adalah agar kita bekerja paripurna dengan tetap rendah hati.
Jadi Etos 8 Kerja Adalah Pelayanan adalah berarti : Aku Bekerja Sempurna Penuh Kerendahan Hati.
Post a Comment for "8 Paradigma Etos Kerja Sebagai Landasan Utama Menuju Sukses"
Silahkan tinggalkan komentar berupa saran, kritik, atau pertanyaan seputar topik pembahasan. Hanya komentar dengan Identitas yang jelas yang akan ditampilkan, Komentar Anonim, Unknown, Profil Error tidak akan di approved