Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Widget Atas Posting

Pengaruh Perendaman Terhadap Kuat Tekan Beton Mutu Tinggi Pada Variasi Konsentrasi Keasaman

Penggunaan bahan tambah dalam sebuah campuran beton harus memperhatikan standar yang berlaku seperti SNI, ASTM (American Society for Testing and Materials) atau ACI (American Concrete Institute)
(Sumber: http://bit.ly/2DVZeg2)
Pembangunan di bidang struktur dewasa ini mengalami kemajuan yang sangat pesat yang berlangsung di berbagai bidang. Misalnya gedung-gedung, jembatan, tower, bendungan dan sebagainya

Beton merupakan salah satu pilihan sebagai bahan struktur dalam konstruksi bangunan, dimana beton merupakan suatu campuran yang terdiri dari agregat alam seperti batu pecah, pasir dan semen

Beton diminati karena banyak memiliki kelebihan-kelebihan dibandingkan dengan bahan lainnya, antara lain harganya yang relativ murah, mempunyai kekuatan yang baik, bahan baku penyusun mudah didapat, tahan lama, tahan terhadap api, tidak mengalami pembusukan. Mutu beton dapat dilakukan dengan memberikan bahan ganti atau bahan tambah. Dari beberapa bahan pengganti dan bahan tambah yang ada diantaranya adalah bahan admixture

Beton
Beton merupakan sekumpulan interaksi mekanis dan kimiawi dari material berupa campuran agregat halus (pasir), agregat kasar (kerikil atau batu pecah), serta semen portland sebagai bahan pengikatnya dan jika perlu diberi bahan tambah agar beton menjadi lebih berkualitas.

Beton Mutu Tinggi 
SNI 03-6468-2000(Pd T-18-1999-03) Beton mutu tinggi (high strength concrete) didefinisikan sebagai beton yang mempunyai kuat tekan yang disyaratkan lebih besar sama dengan 41,4 MPa. ada beberapa faktor yang harus dipertimbangkan dan diperhatikan dalam menghasilkan sebuah beton yang bermutu tinggi, meliputi faktor air semen (FAS), kualitas agregat halus, kualitas agregat kasar, dan penggunaan bahan tambah baik admixture (kimia), maupun aditif (mineral).

Faktor Air Semen
Secara umum nilai FAS minimum untuk beton normal sekitar 0,4 dan nilai maksimumnya 0,65 sedangkan untuk beton mutu tinggi nilai FAS 0,35-0,40. Tujuan pengurangan FAS ini adalah untuk mengurangi hingga seminimal mungkin porositas beton yang dibuat sehingga akan dihasilkan beton mutu tinggi

Pada beton mutu tinggi atau sangat tinggi, FAS dapat diartikan sebagai water to comentious ratio, yaitu rasio berat air terhadap berat total semen dan aditif comentious yang umumnya ditambahkan pada campuran beton mutu tinggi. (Supartono, 1998)

Kualitas Agregat Halus 
Agregat berbentuk bulat mempunyai rongga udara minimum 33% lebih kecil dari rongga udara yang dipunyai oleh agregat berbentuk lainnya, dengan semakin berkurangnya rongga udara yang terbentuk, beton yang dihasilkan akan mempunyai rongga udara yang lebih sedikit

Kualitas Agregat kasar
Kekuatan agregat bervariasi dalam batas yang besar. Ukuran butir maksimum agregat juga akan mempengaruhi mutu beton yang akan dibuat. Hasil penelitian Larrard (1990) menyebutkan bahwa butiran maksimum yang memberikan arti nyata untuk membuat beton mutu tinggi tidak boleh lebih dari 15 mm.

Semen
Pada umumnya semen berfungsi untuk Bercampur dengan untuk mengikat pasir dan kerikil agar terbentuk beton dan mengisi rongga-rongga diantara butir-butir agregat. Air
Air untuk pembuatan beton minimal memenuhi syarat sebagai air minum yaitu tawar, tidak berbau, tidak keruh dan Iain-lain, tetapi tidak berarti air yang digunakan untuk pembuatan beton harus memenuhi syarat sebagai air minum.

Bahan tambah kimia
Bahan Tambah Kimia Glenium 190 adalah eter polikarboksilat (PCE) berbasis superplasticiser dikembangkan untuk pengembangan kekuatan tinggi awal beton cocok untuk pracetak persyaratan manufaktur. Glenium 190 memberikan pengurangan air unggul sementara menawarkan workability yang baik dalam kondisi cuaca panas. Prinsipnya adalah menggantikan air pencampur dengan polimer sehingga dihasilkan beton yang berkekuatan tinggi dan mempunyai mutu yang baik.

Pengujian Awal Agregat
Untuk membuat rancangan beton (Concrete Mix Design) dilakukan pemeriksaan awal terhadap karakteristik agregat yang digunakan sebagai material beton yang direncanakan. Untuk tingkat kualitas suatu agregat meliputi beberapa hal sebagai berikut :
  1. Kadar air adalah persentase yang menyatakan kandungan air pada agregat terhadap berat kondisi lapangan.
  2. Kadar lumpur adalah persentase lumpur (butiran yang lolos saringan no.200) terhadap berat kering suatu agregat.
  3. Berat jenis spesifik yaitu perbandingan antara berat agregat air suling pada volume dan temperatur yang sama.
  4. Keausan agregat kasar yaitu persentase yang menyatakan berat kering mutlak agregat yang aus oleh baja pada putaran mesin Los Angeles dengan 500 putaran.
  5. Berat volume agregat, yaitu berat agregat terhadap satuan volume.
  6. Absorpsi adalah persentase yang menyatakan kebutuhan air yang dibutuhkan agar agregat menjadi jenuh permukaan 
  7. Gradasi agregat adalah kevariasian ukuran butir agregat. 
  8. Kadar organik yaitu banyaknya kandungan organik dalam agregat halus yang dibuktikan dengan tabel warna yang menggunakan larutan NaOH kadar 3 %.
Kuat Tekan Beton
Kekuatan tekan beton dapat dicapai sampai 1000 kg/cm2atau lebih, tergantung pada jenis campuran, sifat-sifat agregat, serta kualitas perawatan. Kekuatan tekan beton yang paling umum digunakan adalah sekitar 200 kg/cm2sampai 500 kg/cm2 . Atas adanya variasi kekuatan tekan beton tersebut maka diperlukan adanya pengendalian terhadap mutu (quality control) untuk memperoleh kekuatan tekan yang hampir seragam. Deviasi standar merupakan rata-rata ukuran besar kecilnya penyebaran yang menjadi ukuran dari mutu pelaksanaannya. Semakin besar penyebaran maka semakin buruk mutu pelaksanaan tersebut. Dengan menganggap nilai-nilai hasil pemeriksaan benda uji menyebar normal, maka kekuatan beton karakteristik , kemungkinan adanya kekuatan tidak memenuhi syarat.

Pemadatan beton
Pemadatan merupakan kegiatan yang perlu diperhatikan dalam pengerjaan beton. Baik atau tidaknya pemadatan dapat mempengaruhi mutu beton. Pemadatan dapat dilakukan melalui : 1. Pemadatan dengan menggunakan batang penusuk 2. Pemadatan dengan menggunakan mesin penggetar (vibrator)

Asam Sulfat
Asam sulfat merupakan komponen utama hujan asam, yang terjadi karena oksidasi sulfurdioksida di atmosfer dengan keberadaan air (oksida asam sulfit).

Perawatan Beton
Perawatan ini dilakukan setelah beton mencapai final setting, artinya beton telah mengeras. Perawatan ini dilakukan agar proses hidrasi selanjutnya tidak mengalami gangguan. Jika hal ini terjadi, beton akan mengalami keretakan karena mengalami kehilangan air yang begitu cepat.
Data Hasil Penelitian Agregat Halus (Pasir) 
Gradasi agregat adalah distribusi dari variasi ukuran butir agregat . Gradasi agregat berpengaruh pada besarnya rongga dalam campuran dan menentukan workabilitas (kemudahan dalam pekerjaan) serta stabilitas campuran. Adapun gradasi agregat berdasarkan pengujian analisa saringan dapat dilihat pada grafik berikut dengan batas gradasi Zona II. Berikut grafik gradasi agregat halus Zona II
Adapun gradasi agregat berdasarkan pengujian analisa saringan dapat dilihat pada grafik berikut dengan batas gradasi untuk ukuran agregat maksimum 37,5 mm. Grafik gradasi agregat kasarnya sebagai berikut: 
Dari grafik gradasi, agregat kasar memenuhi batas gradasi untuk ukuran agregat maksimum 37,5 mm. Data hasil pemeriksaan awal gradasi agregat kerikil dan pasir diperoleh data seperti tabel berikut ini:
Dari tabel hasil uji karakteristik agregat halus (pasir) dan agregat kasar (batu pecah) di atas, menunjukkan bahwa pada umumnya agregat yang digunakan memenuhi syarat standar ASTM. Analisis perhitungan rancangan campuran (mix design) terdapat pada lampiran dan hasil rancangan campuran diperoleh pada tabel sebagai berikut :


Dari hasil rancangan campuran di atas diperoleh kebutuhan bahan agregat dalam keadaan SSD sedangkan agregat di lapangan pada umumnya mengalami kondisi kering atau kondisi basah, Jadi kebutuhan bahan yang digunakan pada saat pelaksanaan (setelah koreksi) dapat dilihat pada tabel kebutuhan bahan untuk beton normal sebagai berikut:
Untuk kebutuhan bahan tambah admixture glenium 190, persentase dapat dihitung dari berat semen hasil Mix Design.

Dosis glenium 190 = (0,7% s.d 1,2%) x Berat Semen
Dosis glenium 190 = 1% x 548,38 kg
                               = 5,484 kg
Dari hasil pembuatan benda uji dengan mutu beton yang direncanakan yaitu k-700, setelah dilakukan pengujian kuat tekan didapatkan hasil sebagai berikut:
  1. Kekuatan beton dengan menggunakan bahan tambah glenium 190 pada perendaman 0% asam sulfat dapat mencapai kekuatan beton yang direncanakan. 
  2. Perendaman dengan konsentrasi keasaman yang berbeda terjadi penurunan kuat tekan beton untuk konsentrasi 2% (11%), 4% (21%), dan 6%(31%). 
  3. Serangan asam sulfat ditandai dengan kerusakan elemen beton pada ujung bagian yang terluar dan menunjukkan perubahan warna pada benda uji. Kerusakan yang ditimbulkan akibat asam sulfat dimana pada beton menggunakan bahan tambah tidak hancur berserpih.
Pada pengujian kuat tekan beton yang menggunakan glenium 190 pada umur 28 hari dengan variasi perendaman asam sulfat 0 % diperoleh kuat tekan rata-rata sebesar 776,37 MPa sedangkan untuk variasi perendaman asam sulfat 2 % diperoleh kuat tekan sebesar 542,67 MPa, perendaman 4% diperoleh kuat tekan sebesar 541,04 Mpa dan perendaman 6% diperoleh kuat tekan sebesar 535,24 MPa

Sehingga dapat diambil suatu kesimpulan bahwa kuat tekan yang menggunakan glenium 190 dengan perendaman 0 % dengan kuat tekan beton Pada pengujian kuat tekan beton yang menggunakan glenium 190 pada umur 28 hari dengan variasi perendaman asam sulfat 0 % diperoleh kuat tekan rata-rata sebesar 776,37 MPa sedangkan untuk variasi perendaman asam sulfat 2 % diperoleh kuat tekan sebesar 542,67 MPa, perendaman 4 % diperoleh kuat tekan sebesar 541,04Mpa dan perendaman 6 % diperoleh kuat tekan sebesar 535,24 MPa

Sehingga dapat diambil suatu kesimpulan bahwa kuat tekan yang menggunakan glenium 190 denganperendaman 0% dengan kuat tekan beton

Source:
Monita Olivia & Lita Darmayanti. 2013. Ketahanan Beton Mutu Tinggi Di Lingkungan Asam Riau : Skripsi S1 Teknik sipil Universitas Riau, Pekanbaru. 
Rasmina -Alvian Ardiansyah, ST. -Knowledge Management
M Hadi H, S.T.
M Hadi H, S.T. Sharing and building, berharap dapat berpartisipasi walaupun dalam hal kecil untuk kemajuan pengetahuan - Mengabdi di Dinas Pekerjaan Umum salah satu instansi Pemerintah Daerah

Post a Comment for "Pengaruh Perendaman Terhadap Kuat Tekan Beton Mutu Tinggi Pada Variasi Konsentrasi Keasaman"