Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Widget Atas Posting

Pengelompokan Beton

Beton disusun oleh tiga komponen utama, yakni semen, air dan agregat. Dan jika diperlukan akan ditambahkan bahan pembantu (admixture) untuk merubah sifat-sifat tertentu dari beton tersebut.

Sifat-sifat beton dalam keadaan  masih segar dan setelah mengeras dapat memperlihatkan perbedaan yang cukup besar. Tergantung pada jenis, mutu serta perbandingan-perbandingan dari bahan-bahan campuran yang digunakan.

Pengelompokan beton pada dasarnya berkembang dari waktu ke waktu, dan menyesuaikan pula dengan kebutuhan di tiap negara atau instansi yang berkepentingan.

Berdasar berat satuan (SNI 03-2847-2002) 
  1. Beton ringan   :  berat satuan < 1.900 kg/m³
  2. Beton normal  :  berat satuan 2.200 kg/m³ – 2.500 kg/m³
  3. Beton berat     :  berat satuan > 2.500 kg/m³
SNI tidak menggolongkan beton berat, namun pada umumnya beton dengan berat satuan di atas 2.500 kg/m³ dikategorikan beton berat, walaupun ada yang menerapkan nilai 3.200 kg/m³ sebagai batas bawah beton berat

Beton yang berat satuannya berada di antara kategori di atas pada umumnya tidak efektif perbandingan berat sendiri dan kekuatannya, walaupun tidak ada larangan untuk membuat beton dengan berat satuan di antara 1.900 kg/m³ - 2.200 kg/m³

Berdasarkan kuat tekan (SNI 03-6468-2000, ACI 318, ACI 363R-92) 

Kuat tekan dari benda uji silinder (dia. 15 cm, tinggi 30 cm)
  1. Beton mutu rendah  (low strength concrete)          : fc’  < 20 MPa
  2. Beton mutu sedang (medium strength concrete)  : fc’  = 21 MPa – 40 MPa
  3. Beton mutu tinggi (high strength concrete)             :  fc’  > 41 MPa
Berdasarkan Tegangan Pra-Layan
  1. Beton konvensional, adalah beton normal yang tidak mengalami Prestressed tegangan pra layan
  2. Beton pre-stressed, adalah beton yang diberikan tegangan pra-layan pada saat pembuatannya, dengan sistem pre-stressing
  3. Beton post- tensioned, adalah beton yang diberikan tegangan pra-layan pada saat pembuatannya, dengan sistem post-tensioning
Pemberian tegangan pra-layan pada umumnya dirancang untuk memberikan gaya berlawanan dengan gaya layan, sehingga pada saat konstruksi beton bertulang tersebut memikul beban, secara praktis mengurangi beban kerja.

Beton jenis atau kelompok ini harus didesain, dilaksanakan dan diawasi oleh Konsultan dan Kontraktor Spesialis yang berpengalaman

Berdasarkan Lingkungan

Beton di lingkungan khusus pada umumnya dikelompokkan berdasarkan kondisi yang mengancam ketahanan konstruksi beton bertulang :
  1. beton di lingkungan korosif, karena pengaruh sulfat, klorida, garam alkali, dsb
  2. beton di lingkungan basah non korosif
  3. beton di lingkungan yang terpapar cuaca
  4. beton di lingkungan yang terlindung dari cuaca
Pada umumnya diperlukan perlakuan, bahan atau persyaratan desain dan pelaksanaan yang khusus untuk lingkungan yang berpotensi mengancam ketahanan atau keawetan konstruksi

Berdasar Pembuatan

Dari cara pembuatannya, beton pada umumnya dikelompokkan :
  1. Beton cast in-situ, yaitu beton yang dicor di tempat, dengan cetakan atau acuan yang dipasang di lokasi elemen struktur pada bangunan atau gedung atau infrastruktur
  2. Beton pre-cast, yaitu beton yang dicor di lokasi pabrikasi khusus, dan kemudian diangkut dan dirangkai untuk dipasang di lokasi elemen struktur pada bangunan atau gedung atau infrastruktur
Beton cast in-situ
M Hadi H, S.T.
M Hadi H, S.T. Sharing and building, berharap dapat berpartisipasi walaupun dalam hal kecil untuk kemajuan pengetahuan - Mengabdi di Dinas Pekerjaan Umum salah satu instansi Pemerintah Daerah

Post a Comment for "Pengelompokan Beton"