Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Widget Atas Posting

Pemeriksaan Zat Organik Pada Agregat Halus Untuk Pembuatan Beton

Dalam teori teknologi beton dijelaskan, bahwa faktor yang sangat mempengaruhi kekuatan Beton adalah, faktor air semen, umur beton, jenis semen dan sifat aggregat beton yang digunakan. 

Adapun sifat aggregat beton yang dimaksud meliputi kadar lumpur, kandungan organik, gradasi butir, dan berat jenis. Umumnya setiap aggregat beton yang digunakan sebagai bahan pembuatan beton walaupun diambil dari tempat yang sama, akan memberikan sifat yang berbeda dan akan memberikan pengaruh yang berbeda pula pada kekuatan beton itu sendiri.

Agregat halus yang digunakan pada campuran beton dapat berupa pasir alam sebagai disintegrasi alami dari batu-batuan (natural sand) atau pasir buatan (artificial sand) yang dihasilkan alat-alat pemecah batu.

Sebagai salah satu komponen beton, agregat halus yang digunakan harus memenuhi syarat-syarat tertentu, salah satunya ialah pasir tidak boleh banyak mengandung bahan organik.

Kandungan Organik Pada Aggregat

Bahan organik yang terdapat dalam aggregat beton biasanya berasal dari hasil penghancuran zat-zat tumbuh-tumbuhan, terutama asam tenin dan derivatnya yang berbentuk humus dan lumpur organik.

Bahan organik ini banyak terdapat dalam aggregat halus atau pasir. Sedangkan untuk aggregat kasar atau kerikil bahan organik ini hampir tidak ada, dan biasanya tidak perlu pemeriksaan kandungan bahan organiknya. 

Bahan-bahan organik seperti sisa-sisa tanaman dan humus umumnya banyak tercampur pada pasir alam. Apa saja standard agregat halus untuk beton ? Lebih lengkap dapat dilihat disini>>Parameter dan Standard Lengkap Agregat Halus (Pasir) untuk Beton

Adapun bahan-bahan organik ini berpengaruh negatif pada semen. Zat organik yang tercampur dapat membuat asam-asam organis dan zat lain bereaksi dengan semen yang sedang mengeras. Kadar bahan organik dalam aggregat halus akan memperlambat proses pengikatan semen, dan juga akan memperlambat perkembangan kenaikan kekuatan beton. 

Untuk aggregat halus atau pasir tidak boleh mengandung bahan organik terlalu banyak, yang harus dibuktikan dengan percobaan warna dari Abrams, yang lebih populer dengan Pengujian Abrams Harder

Cara Pengujian

Pada pemeriksaan ini agregat halus atau pasir dimasukkan dalam jumlah tertentu kedalam botol dan ditambahkan dengan larutan NaOH 3%. Setelah mengalami beberapa proses dan didiamkan dalam jangka waktu yang ditetapkan, bandingkan warna campuran dengan warna standar hellige tester No. 3. Apabila warna campuran lebih tua berarti agregat halus mempunyai kadar organik yang tinggi (kotor).
Berikut langkah-langkah yang dilakukan dalam pengujian,
  1. Larutkan bongkahan NaOH sebanyak 3 gram ke dalam air 97 ml hingga menjadi larutan NaOH 3 %. Dalam kasus tertentu, larutan NaOH 3% sudah tersedia di toko kimia dan siap digunakan sehingga tidak perlu lagi melarutkan NaOH.
  2. Masukkan 115 ml agregat halus (pasir) ke dalam botol tembus pandang (±1/3 volume botol)
  3. Tambahkan dengan larutan NaOH 3 % hingga isinya mencapai kira-kira 3/4 volume botol.
  4. Tutup botol tersebut dan kocok hingga lumpur yang menempel pada agregat nampak terpisah dan biarkan selama 24 jam agar lumpur tersebut mengendap.
  5. Setelah 24 jam, bandingkan warna cairan yang terlihat dengan standar warna No. 3 pada Organik Plate.
  6. Bandingkan apakah warnanya lebih tua atau lebih muda.
Pemeriksaan Zat Organik Pada Agregat Halus Untuk Pembuatan Beton

Pada gambar diatas, botol pertama mengandung kadar organik rendah, dan botol yang paling kanan mengandung kadar lumpur yang tinggi.
M Hadi H, S.T.
M Hadi H, S.T. Sharing and building, berharap dapat berpartisipasi walaupun dalam hal kecil untuk kemajuan pengetahuan - Mengabdi di Dinas Pekerjaan Umum salah satu instansi Pemerintah Daerah

Post a Comment for "Pemeriksaan Zat Organik Pada Agregat Halus Untuk Pembuatan Beton"