Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Widget Atas Posting

Mengenal Sistem Satuan Internasional (SI)

Mengenal Sistem Satuan Internasional (SI)
Sistem Satuan Internasional (SI) adalah sistem yang digunakan secara internasional untuk mengukur dan menyampaikan pengukuran secara konsisten dan akurat. SI berfungsi sebagai standar umum yang diterima di berbagai bidang ilmu pengetahuan, teknologi, dan industri di seluruh dunia.

SI didasarkan pada tujuh satuan dasar yang diterima secara internasional, yaitu meter (m) untuk panjang, kilogram (kg) untuk massa, detik (s) untuk waktu, ampere (A) untuk arus listrik, kelvin (K) untuk suhu, mol (mol) untuk jumlah zat, dan candela (cd) untuk intensitas cahaya. Satuan dasar ini membentuk dasar untuk semua pengukuran dalam SI.

Selain satuan dasar, SI juga memiliki satuan turunan yang merupakan kombinasi atau derivasi dari satuan dasar. Contohnya adalah satuan luas (meter persegi, m²), satuan volume (meter kubik, m³), satuan kecepatan (meter per detik, m/s), dan banyak lagi.

SI juga menggunakan prefiks desimal untuk menunjukkan faktor pengali atau pembagi. Misalnya, kilo (k) berarti 1.000 kali, mili (m) berarti 0,001 kali, dan sebagainya.

Sistem Satuan Internasional dikelola oleh Badan Metrologi Internasional (BIPM), yang mengembangkan dan memelihara standar internasional untuk pengukuran. Tujuan utama SI adalah untuk memastikan konsistensi, keakuratan, dan interoperabilitas pengukuran di seluruh dunia sehingga data dan informasi dapat dibagikan dan dipahami secara global.

Sistem Satuan Internasional (SI) memiliki sejarah yang panjang dan melibatkan perkembangan konstan dalam pengukuran dan standarisasi. Berikut adalah beberapa momen penting dalam sejarah SI:

Sistem Satuan Internasional (SI) memiliki sejarah yang panjang dan melibatkan perkembangan konstan dalam pengukuran dan standarisasi. Berikut adalah beberapa momen penting dalam sejarah SI:

Sistem Satuan Internasional (SI) Pada Abad ke-18 dan Awal Abad ke-19:

Pada akhir abad ke-18, perhatian terhadap masalah pengukuran meningkat dan muncul kebutuhan untuk standarisasi yang lebih baik.

Pada tahun 1791, Majelis Nasional Prancis mengadopsi "Meter" sebagai satuan panjang dalam sistem metrik, yang kemudian menjadi dasar bagi pengembangan SI.

Pada tahun 1799, Prototipe Internasional Meter (IPM) dibuat sebagai referensi standar pertama untuk meter.

Abad ke-19

Pada tahun 1875, Konvensi Meter diselenggarakan di Paris, di mana 17 negara menandatangani kesepakatan untuk mendirikan Bureau International des Poids et Mesures (BIPM) sebagai badan internasional untuk standarisasi pengukuran.

Pada tahun 1889, Konferensi Umum tentang Bobot dan Ukuran (CGPM) pertama diadakan, di mana sistem metrik diubah dan diperbarui menjadi "Sistem Internasional Satuan".

Abad ke-20:

Pada tahun 1948, CGPM mendefinisikan tujuh satuan dasar SI, termasuk meter, kilogram, detik, ampere, kelvin, mol, dan candela.

Pada tahun 1960, prototipe kilogram (IPK) yang terbuat dari platinum-iridium diadopsi sebagai standar kilogram internasional.

Pada tahun 1960, Konferensi Umum tentang Ukuran dan Timbangan (CGPM) mendefinisikan ulang beberapa satuan dasar. Misalnya, meter didefinisikan ulang berdasarkan panjang gelombang cahaya yang melintasi ruang hampa, kilogram didefinisikan ulang berdasarkan konstanta Planck, dan sejumlah satuan lainnya mengalami redefinisi berdasarkan konstanta fisika yang fundamental.

Pada tahun 1967, detik diubah menjadi definisi berbasis atom dengan menggunakan getaran atom cesium sebagai dasar.

1971: mengadopsi definisi baru untuk meter dan kilogram yang berdasarkan pada konstanta fisika yang invarian.

1983: Konferensi Meter ke-17 memperkenalkan definisi baru untuk detik, yang berdasarkan pada osilasi radiasi atom cesium.

1990: Konferensi Meter ke-18 mengadopsi definisi baru untuk meter dan kilogram berdasarkan pada kecepatan cahaya dan konstanta Planck.

2018: Konferensi Meter ke-26 mengadopsi definisi baru untuk kilogram, ampere, kelvin, dan mol berdasarkan pada konstanta fisika yang fundamental.

Perkembangan ini mencerminkan upaya berkelanjutan untuk memperbarui dan memperbaiki definisi dan pengukuran satuan dalam SI, dengan menggunakan konstanta fisika yang invarian sebagai dasar untuk definisi tersebut.

Berikut adalah beberapa satuan SI yang umum:

Satuan dasar:

  1. Meter (m) untuk panjang atau jarak.
  2. Kilogram (kg) untuk massa.
  3. Detik (s) untuk waktu.
  4. Ampere (A) untuk arus listrik.
  5. Kelvin (K) untuk suhu.
  6. Mol (mol) untuk jumlah zat.
  7. Candela (cd) untuk intensitas cahaya.

Satuan turunan:

  1. Satuan luas: meter persegi (m²).
  2. Satuan volume: meter kubik (m³).
  3. Satuan kecepatan: meter per detik (m/s).
  4. Satuan percepatan: meter per detik kuadrat (m/s²).
  5. Satuan gaya: newton (N).
  6. Satuan energi: joule (J).
  7. Satuan daya: watt (W).
  8. Satuan tekanan: pascal (Pa).
  9. Satuan suhu: derajat Celsius (°C) atau kelvin (K).
  10. Satuan frekuensi: hertz (Hz).
  11. Satuan arus listrik: ampere (A).
  12. Satuan tegangan listrik: volt (V).
  13. Satuan resistansi listrik: ohm (Ω).
  14. Satuan kapasitansi listrik: farad (F).
  15. Satuan konduktansi listrik: siemens (S).
  16. Satuan induktansi listrik: henry (H).
Sebagian besar negara di dunia saat ini menggunakan Satuan Internasional (SI) sebagai sistem utama untuk pengukuran. Penting untuk dicatat bahwa meskipun negara-negara ini menggunakan SI secara umum, mungkin masih ada beberapa satuan non-SI yang digunakan dalam konteks tertentu, seperti satuan imperial di Amerika Serikat atau beberapa satuan tradisional di negara-negara dengan warisan budaya khusus.

Satuan imperial adalah sistem satuan yang digunakan secara tradisional di beberapa negara yang terutama dipengaruhi oleh Inggris. Sistem ini sering ditemukan di negara-negara seperti Amerika Serikat, Inggris, dan beberapa negara lain yang memiliki sejarah kolonial Inggris.

Satuan imperial terdiri dari sejumlah unit pengukuran yang berbeda, termasuk:

  1. Inci (inch): Satuan panjang untuk mengukur jarak atau panjang.
  2. Kaki (feet): Setara dengan 12 inci, digunakan untuk mengukur panjang dan tinggi.
  3. Yard: Setara dengan 3 kaki atau 36 inci, digunakan untuk mengukur panjang yang lebih besar seperti lapangan atau jalan.
  4. Mil (mile): Setara dengan 1.609 kilometer, digunakan untuk mengukur jarak yang lebih panjang.
  5. Pon (pound): Satuan berat yang setara dengan sekitar 0,453 kilogram.
  6. Galon (gallon): Satuan volume untuk cairan, yang digunakan terutama untuk mengukur volume bahan bakar atau cairan lainnya.
  7. Derajat Fahrenheit (degree Fahrenheit): Satuan suhu yang digunakan di dalam sistem imperial.
Sistem imperial masih digunakan dalam beberapa konteks di negara-negara yang menggunakan sistem ini secara tradisional. Namun, dalam banyak kasus, satuan metrik dalam Satuan Internasional (SI) telah menjadi standar yang lebih umum di dunia saat ini, karena keseragaman dan kepraktisannya dalam berbagai aplikasi ilmiah, teknis, dan industri.

Di luar SI, Indonesia mengenal sistem satuan lain misalnya sistem Inggris, yang menggunakan satuan foot untuk panjang dan pound untuk berat. Sistem ini diadopsi menjadi sistem pengukuran yang digunakan di Amerika Serikat (AS). Di Inggris sendiri, sistem ini kemudian dimodifikasi menjadi sistem Imperial. Maka ada sedikit perbedaan antara foot dan pound yang digunakan di AS dan di Inggris saat ini, tetapi tidak terlalu jauh berbeda dengan foot dan pound dalam sistem Inggris yang awal: 1 foot kira-kira sama dengan 0,3 meter, dan 1 pound kira-kira sama dengan 0,4 kilogram.

Ada juga sistem pengukuran yang digunakan di Belanda sebelum sistem Metriks, yang menggunakan satuan yang mirip dengan satuan dalam sistem Inggris yaitu "ons" dan "pond". Satu ons Belanda pada awalnya kira-kira sama dengan 31 g dan satu pond kira-kira sama dengan 0,48 kilogram. Setelah Belanda menggunakan sistem Metriks, secara resmi satuan ons dan pond tidak digunakan; namun dalam praktek sehari-hari, nama satuan ons dan pond masih digunakan dengan nilai yang disesuaikan dengan satuan metrik, yaitu ons menjadi sama dengan 100 gram dan satu pond menjadi sama dengan 0,5 kilogram. Perlu ditegaskan bahwa ini adalah "ons Belanda" dan "pon/pond Belanda", tidak sama dengan "ons/ounce Inggris" atau "pond/pound Inggris".

Dari uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa satuan "ons" dan "pon/pond" tidak termasuk satuan resmi di Indonesia. Mungkin lebih tepat kalau satuan "ons Belanda" dan "pon/pond Belanda" disebut sebagai satuan "tradisional" yang bisa digunakan dalam kegiatan sehari-hari karena aspek sejarahnya, tetapi tidak bisa digunakan untuk keperluan resmi atau hal-hal yang bersifat legal. Contohnya, timbangan yang digunakan untuk keperluan perdagangan harus menggunakan satuan gram atau kilogram, tidak boleh menunjukkan satuan ons. Begitu juga barang-barang yang dijual dalam keadaan terbungkus (BDKT), jika bobotnya dituliskan pada kemasannya, harus dituliskan dalam satuan gram atau kilogram. Hal ini adalah amanat undang-undang yang berlaku saat ini.
Rujukan:
[1] Undang-undang Nomor 2 Tahun 1981 tentang Metrologi Legal
[2]sivitas.lipi.go.id
M Hadi H, S.T.
M Hadi H, S.T. Sharing and building, berharap dapat berpartisipasi walaupun dalam hal kecil untuk kemajuan pengetahuan - Mengabdi di Dinas Pekerjaan Umum salah satu instansi Pemerintah Daerah

Post a Comment for "Mengenal Sistem Satuan Internasional (SI)"