Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Widget Atas Posting

Pengaruh Kadar Lumpur Pada Agregat Halus Dalam Mutu Beton

Pengaruh Kadar Lumpur  Pada Agregat Halus Dalam Mutu Beton
Beton sebagai bahan konstruksi punya beberapa keunggulan dibanding bahan lain, yaitu mudah dibentuk sesuai kebutuhan, ketersediaan di alam sekitar cukup melimpah dengan harga relatif murah, durabilitas tinggi (tahan lama), perawatan relative lebih mudah dan ringan. 

Kelebihan lain beton memiliki kuat tekan  ( compressive strength) yang cukup tinggi, tahan api dan cuaca. Sedang kekurangan beton antara lain daktilitas bahan rendah, kuat tarik rendah, penyusutan cukup besar dan pelaksanaan perlu waktu/umur beton.

Untuk menciptakan mutu beton yang baik (kuat tekan tinggi), maka bahan penyusun beton harus memenuhi syarat teknis.

Salah satu syarat teknis adalah agregat halus (pasir) tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 5 % berat pasir. Kadar lumpur agregat normal yang diijinkan SK SNI S–04–1989–F untuk agregat halus (pasir) maksimal 5% dan untuk agregat kasar (split) maksimal 1%. Apa saja standard agregat halus untuk beton ? Lebih lengkap dapat dilihat disini>>Parameter dan Standard Lengkap Agregat Halus (Pasir) untuk Beton

Defenisi Lumpur

Lumpur adalah bempa tanah atau sejenisnya dengan ukuran butiran lebih kecil dari 0,075 mm, biasanya tercampur pada pasir dan kerikil. Dalam jumlahnya yang cukup banyak dapat mengurangi kekuatan beton. Lumpur pada pasir biasanya berasal dari endapan sungai.

Pengaruh lumpur pada beton segar yaitu menghambat proses hidrasi semen. Untuk beton yang mengalami masa perawatan sesaat setelah pencetakan, lumpur dapat menjadi penyebab terbentuknya lapisan yang menyelimuti agregat, sehingga mencegah terjadinya adhesi-semen (Murdock dan Brook, 1979).

Ada kecenderungan meningkatnya penggunaan air dalam campuran beton yang bersangkutan, jika terdapat lumpur. Lumpur tidak dapat menjadi satu dengan semen sehingga menghalangi penggabungan antara semen dengan agregat.

Pada akhirnya kekuatan tekan beton akan berkurang karena tidak adanya saling mengikat. Kandungan lumpur yang berlebihan pada agregat akan mengurangi daya lekat agregat dengan pasta semen.

Kadar lumpur yang berlebih pada agregat dapat membuat kekuatan beton menjadi rendah, sehingga mutu beton yang diinginkan tidak tercapai. Untuk itu diperlukan pemeriksaan mutu agregat (kerikil maupun pasir) agar mendapatkan bahan–bahan campuran beton yang memenuhi syarat, sehingga beton yang dihasilkan nantinya sesuai dengan yang diharapkan.

Agregat (kerikil maupun pasir) harus memenuhi syarat mutu sesuai dengan SK SNI S–04–1989–F, ”Spesifikasi Bahan Bangunan Bagian A”. Salah satu syarat yang harus dipenuhi yaitu kadar lumpur, untuk masing–masing agregat kadar lumpur yang diijinkan berbeda.

Kadar lumpur agregat normal menurut SK SNI S–04–1989–F adalah :
  1. - Agregat Halus (Pasir) : kadar lumpur atau bagian yang lebih kecil dari 70 mikro (0,075 mm) maksimum 5%.
  2. - Agregat Kasar (Split) : kadar lumpur atau bagian yang lebih kecil dari 70 mikro (0,075 mm) maksimum 1%.

Cara Pengujian Kandungan Lumpur

Kandungan lumpur pada agregat halus bisa diperiksa dengan menggunakan sistem kocokan. Sistem ini digunakan dengan cara mengocok gelas ukur yang berisi pasir sebanyak 130 cc dan air hingga mencapai tinggi 200 cc selama kurang lebih 15 menit. Adapun langkah-langkahnya adalah sebagai berikut,
  1. Masukkan agregat halus (pasir) ke dalam gelas ukur secukupnya.
  2. Tambahkan air pada gelas ukur guna melarutkan lumpur.
  3. Kocoklah gelas untuk mencuci agregat halus (pasir) dari lumpur.
  4. Simpan gelas ukur pada tempat yang datar dan biarkan lumpur mengendap selama 24 jam.
  5. Setelah 24 jam, ukurlah tinggi pasir (V1) dan tinggi lumpur (V2).
  6. Untuk mengukur tinggi pasir dan tingggi lumpur, gunakanlah penerangan bantu seperti senter untuk mempermudah membedakan kedua bagian tersebut.
Setelah didiamkan selama + 24 jam, kemudian diamati dan dihitung kandungan lumpurnya dengan rumus : 



h1 = ht2 – hp

Kandungan lumpur = (h1/ht1) *100%

dimana :

h1 = tinggi lumpur (cc)
ht1= tinggi total pasir+lumpur sebelum kocokan (cc)
ht2= tinggi total pasir + lumpur setelah kocokan (cc)
hp = tinggi pasir (cc)

Satuan yang di gunakan adalah satuan volume,  karena botol/wadah mempunyai penampang yg sama maka satuan tersebut dapat di ubah ke mm. Pemeriksaan kadar lumpur ini merupakan cara lain untuk menentukan pemeriksaan kadar lumpur selain dengan cara penyaringan bahan lewat saringan No. 200.

Beberapa Hasil Penelitian Pengaruh Kadar lumpur Pada Beton

Susilo dan Khusronudin (1999) melakukan penelitian pengaruh kandungan lumpur terhadap kuat desak beton dengan variasi kandungan lumpur 0%, 2,5%, 5%, 7,5%, dan 10%. Penelitian tersebut menggunakan kuat desak rencana (fc) 20 MPa, pasir dan aggregat kasar adalah aggregat alam, dan semen PPC 40 Kg. Dari penelitian tersebut menghasilkan:
  1. Berdasarkan kuat desak yang disyaratkan (fc= 20MPa) Pada kandungan lumpur 0%, 2,5% dan 5% menghasilkan seluruh benda uji memenuhi kuat desak yang disyaratkan, kandungan lumpur 7,5% dan 10% menghasilkan 2 benda uji yang tidak memenuhi kuat desak yang disyaratkan.
  2. Berdasarkan kuat desak beton rata-rata yang direncanakan (fcr - 32 MPa) Seluruh kandungan lumpur yaitu 0%, 2,5%, 5%, 7,5%, dan 10% menghasilkan kuat desak rata-rata pada umur 28 han tidak memenuhi kuat desak beton rata-rata yang direncanakan (fcr =32 MPa) yaitu secara berturut-turut 28,06 MPa, 27,52 MPa, 26,54 MPa, 25,43 MPa, dan 23,73 MPa.
  3. Tingkat Pengerjaan (workability). Tingkat pengerjaan paling sulit terjadi pada adukan beton dengan persentase kandungan lumpur 10%. Nilai slump tertinggi terjadi pada adukan beton dengan kandungan lumpur 0% yaitu 10,5 cm, sedang terendah terjadi pada adukan beton dengan kandungan lumpur 10% yaitu 7 cm.
Dan hasil tersebut di atas Peneliti menyimpulkan bahwa semakin besar persentase kandungan lumpur maka kuat desak semakin turun, tingkat pengerjaan (workability) semakin sulit, dan nilai slump semakin turun (Susilo dan Khusronudin, 1999).

Hasil penelitian yang telah dilakukan Purwanto, Yulita Arni Priastiwi, TEKNIK – Vol. 33 No.2 Tahun 2012, ISSN 0852-1697, menyatakan bahwa pengaruh kadar lumpur pada beton sebagai berikut,

Pengaruh Kadar Lumpur Tehadap Berat Beton

Pengaruh kadar lumpur terhadap berat beton cukup signifikan dimana semakin bersih beton maka berat beton akan semakin naik.

Pengaruh Kadar Lumpur Tehadap Kuat Tekan Beton

Pengaruh kadar lumpur terhadap kuat tekan beton cukup signifikan dimana semakin bersih beton maka kuat tekan beton akan semakin tinggi. Kadar lumpur mempengaruhi kuat tekan beton, semakin kecil kadar lumpur, kuat tekan beton semakin tinggi.

Kuat tekan beton rata–rata kadar lumpur bersih (36.68 MPa) lebih besar dari kuat tekan beton rata–rata kadar lumpur sedang (33.92 MPa) dan kotor (31.30 MPa). Dibandingkan dengan kadar lumpur kotor terjadi kenaikan kuat tekan rata–rata untuk kadar lumpur sedang sebesar 2.62 MPa (8.37 %), dan kadar lumpur bersih sebesar 5.38 MPa (17.19 %)

Pengaruh Kadar Lumpur Tehadap Berat Jenis Beton

Pengaruh kadar lumpur terhadap berat jenis beton cukup signifikan untuk kadar lumpur bersih dibanding sedang dan kotor. semakin sedikit kadar lumpur, berat jenis beton relatif semakin tinggi.

Slump dan Air Content (Kandungan Udara)

Slump beton untuk kadar lumpur pasir bersih (60 mm) lebih rendah dari slump untuk kadar lumpur pasir sedang (98.3 mm) dan kadar lumpur pasir kotor (121.6 mm).
Air content beton untuk kadar lumpur pasir bersih (2.5%) lebih tinggi dari Air Content untuk kadar lumpur pasir sedang (1.7%) dan kotor (1.3%).

Demikianlah pembahasan mengenai Pengaruh Kadar Lumpur  Pada Agregat Halus Dalam Mutu Beton ini, akhir kata semoga bermanfaat.

M Hadi H, S.T.
M Hadi H, S.T. Sharing and building, berharap dapat berpartisipasi walaupun dalam hal kecil untuk kemajuan pengetahuan - Mengabdi di Dinas Pekerjaan Umum salah satu instansi Pemerintah Daerah

Post a Comment for "Pengaruh Kadar Lumpur Pada Agregat Halus Dalam Mutu Beton"